Kamis, 27 Oktober 2011

IMAN DAN PERKEMBANGAN ZAMAN


Oleh : Sepsianto

Ada kata pepatah “Jika keimanan itu ingin terus berkembang harus mengikuti keadaan dan waktu (perkembangan jaman”) itulah kira kira pepatah yg sesuai dengan keadaan saat ini.

Mengenai iman, rasanya kita semua sudah memahaminya. Memang iman bukan sekedar persoalan pemahaman, tetapi penghayatan dan Perbuatan. Sebagai umat Kristen kita beriman kepada Allah sebagaimana diungkapkan di dalam Yesus Kristus melalui Injilnya dan secara terus-menerus diaktualisasikan melalui perbuatan kita oleh bantuan Roh Kudus, lewat kegiatan kegiatan Kegerejaan baik yg secara formal di dalam gereja (Ibadah ) maupun kegiatan kegiatan di luar gereja yg sifatnya non formal. Namun ada satu hal yg kita terkadang lupa kepada saudara saudari kita.

adalah suatu realitas bahwa pada masa sekarang ini banyak umat Kita Indonesia tersebar di manca Negara meninggalkan tempat kelahirannya sanak saudaranya, untuk mengejar Ringgit, Rupe, Dollar…. Hal ini terjadi pada anggota sidang yang ada di Daerah daerah untuk mencari penghidupan yg lebih layak bagi keluarganya. karena kehidupan di pedesaan hanya bisa menonton kemakmuran dan kemajuan Negaranya. “apakah dampak laju Inflasi bagi para petani…? Dampaknya hanyalah kenaikan harga dan biaya hidup yg semakin sulit. Lain halnya dengan para Karyawan /pegawai yg hidup di perkotaan laju inflasi justru memacu kepada kenaikan Gaji /fasilitas dll.itulah hal yg melatar belakangi para buruh migran kita untuk meninggalkan Negaranya. Namun ada satuhal yang terlewatkan yaitu terkadang karena obsesi dengan kehidupan duniawi, kehidupan Rohaniah kadang terlupakan. Karena kesibukan sebagai pekerja atau mungkin juga tidak (belum) tersedianya sarana Ibadah gereja kita.

atas alasan satu atau lain hal kadang sulit bagi seorang anggota kita untuk menjadi bagian dari komunitas umat lain setempat, namun di beberapa tempat sudah ada komunitas kita mengadakan ibadah Itu pun masih terbatas di Negara Negara yg masih menjadi tetangga kita, itu pun kadang terkendala oleh keadaan dan waktu libur yang berbeda beda. , Lalu bagai mana yg berada jauh seperti Arab, Turki dll. Karena perbedaan waktu libur inilah terkadang para pekerja menggunakan waktu liburnya untuk mengenal dunia maya main main di dunia maya, Chating Browshing dll. Karena keberadaan mereka menempati Negara yg lebih maju dari Negara asalnya. yg tadinya tinggal di pedesaan maka dengan demikian mereka bisa belajar dan mengenal dunia maya sebagai teman libur nya.

Bagaimana gereja menginterpretasikan program social Network ini (internet beserta dengan fasilitasnya) Jika dulu Gereja memandang Internet dengan berbagai macamnya adalaah mengarahkan kita untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa. Untuk saat ini harus bisa merubah Mindset nya menjadi sebuah Potensi karena media Internet memberi kesempatan bagi umat Indonesia untuk menjadi bagian dari Komunitas Indonesia di dunia maya, yang tidak dibatasi oleh letak geografis domisili yang bersangkutan maupun oleh perbedaan waktu. Yang dibutuhkan hanyalah akses reguler ke internet. Mengingat internet sudah tersedia di seluruh penjuru dunia, rasanya ini bukanlah suatu hal yang sulit untuk didapatkan.hal ini juga memacu kecenderungan untuk tidak menggunakan waktu libur bagi tenaga kerja kita untuk melakukan hal hal yg negatif dengan akses Internet dan sosialisasi kepada mereka akan web, blog Religi dll yg berfanfaat bagi perkembangan, perawatan rohani mereka.

Adalah hal yang sangat positif bagi para Buruh Migran, sehingga mereka terhindar dari gemerlapnya kota kota metropolitan (Diskotek, Perselingkuhan antar pekerja, pergaulan bebas dll ) di Negara lain yg jauh dari pengawasan Keluarga, Istri, Suami mereka. Disinilah peranan saudara sausari dan para blogker serta web web religi untuk menetralisir halhal yg negative. Sehingga bukan hanya umat kristiani yg mungkin membacanya. Sehingga kita dapat senantiasa menjadi SURAT KRISTUS yang dapat di baca oleh setiap orang yang membacanya. Dan menjadi Garam dan Terang dunia. Karena jika garam itu menjadi Tawar dengan apakah kita mengasinkannya..?



Mungkin saudara/I bosan , jenu bahkan mentertawakannya dll melihat tulisan saya lagi, Tapi ini saya tuliskan karena rasa peduli dan kehawatiran akan saudara saudari Seiman