Jumat, 17 Januari 2014

MEMBUAT KOMITMENT DENGAN ALLAH



Oleh : Sepsianto
Sebuah catatan dari Ibadah tgl 1,5,8,12 Januari 2014



Setelah kita mendapat kasih dan karunia pada 25 Desember ini dimana di saat itulah telah dilahirkan bagi kita sang penebus,sang mesias, sang raja segala raja, yaitu sang juruselamat dunia, kita patut berzukur atas karunia ini. Oleh karena kelahiraNyalah kita di selamatkan, dan tergenapkanlah Nubuatan para nabi.


Sebagai rasa zukur danterimakasih maka di tahun yang baru ini yang akan kita lewati  kita ingin membuat beberapa komitmen dengan Allah, meskipun dari awal kita sudah banyak mempunyai komitmen dengan Allah,sepertimisalnya Dalam :

1.       Berkat Calon Ibu
ketika kita dlm kandunga org tua, kita telah membuat komitmen dengan Allah untuk merawat dan menjaga dan akan membawa anaknya kehadapan Allah ,sesuai deng kehendak Allah)

2.       Baptisan Suci
Ketika kita di lahirkan oleh orang tua kita,  juga membuat komitme dengan Allah yaitu berkomitmen untuk mendidik menuntun,membimbing anaknya sesuai dengan kehendak Allah hingga pada saatnya sianak besar mengambil alih tanggung jawabnya.

3.       Kematrean Suci
Disini orang tua kembali lagi  membuat satu lagi Komitmen dengan Allah dimana kita di ikat oleh kasih Allah dalam pencurahan rohkudus dalam Kematrean Suci. Di mana orang tua kita kembali berkomitmen untuk mendidik menuntun,membimbing anaknya sesuai dengan kehendak Allah

4.       Konfirmasi
Setelah orang tua kita membuat komitmen dengan Allah dan telah menghantarkan anaknya hingga dewasa samapailah kepada tugasnya maka si anak ini yang akan membuat komitmen dengan Allah, dengan mengambil alih tanggungjawab rohaninya dari orang tuanya untuk berkomitmen dengan Allah, yaitu Berjanji untuk tetap setia kepada Allah dan mengabarkan injil/kabar sukacita/kabar keselamatan dan hidup sesuai dengan kehendak allah, akan menyangkal iblis dengan segala perbuatannya.


 tetapi di tahun yang baru ini marikita kembali ingatkan apakah komitmen itu sudah kita lakukan dengan baik atau kita justru melupakannya. di tahun yang baru ini kita ingin membuat satu lagi komitmen dengan Allah yaitu “ BEKERJA DALAM KASIH”  untuk itu kemudian kita pertanyakan dalam dirikita masing masing langkah apakah dan bagaimanakah kita bekerja dalam kasih itu,
mari kita baca dalam Kol 3:14 (Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.)

Kasih itu kita jadikan pengikat yang menyempurnakan dan mempersatukankita, karena dengan kasih itulah orang dapat di persatukan, sebagia contoh jika sepasang pemuda dan pemudi jika di antara mereka memiliki kasih dan mengasihi maka mereka akan mengikat kasih itu dengan sebuah perkawinan, demikian juga dalam  kehidupan sidang jemaat  kita bisa bersatu, bersekutu dalam kemanunggalan jika satu dengan yang lain memiliki kasih, jika kita berbicara tentang kasih  tentu kita tidak akan lupa tentang hukum kasih yang di ajarkan Yesus, “ Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap jiwamu, dengan segenap pikiran mu dan kekuatan mu dan kasihilah sesama mu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri”  dalam kontek ini bahwa kasih kita kepada Allah tidak terpisahkan dengan kasih kita kepada sesama (manusia) yang berarti kasih itu harus di implementasikan/aplikasikan karena dengan kita mengasihi manusiapun kita juga mengasihi dan menyukakan hati Allah.

 lalu bagaimanakah kita mengimplementasikan/mengaplikasikan kasih itu ..? yaitu dengan,Kepedulian & Kepekaan kepada seasama karena Rasa peduli adalah ibarat batu bata untuk bangunan yang bernama KASIH. Tanpa adanya kepedulian tidak mungkin terdapat rasa kasih pada seseorang. Apa yang di maksud dengan kepedulian ..? kepedulian adalah kesanggupan untuk peka terhadap kebutuhan orang lain serta menempatkan diri dalam keadaan orang lain ( Empati ) dan peduli adalah soal bagai mana kita memperlakukan sesama kita

Menunjukan kepedulaian, bersikap baik hati, mau berbagi, menolong dan memberi adalah cara cara kita untuk menunjukan bahwa kita peduli. Peka yang di bicarakan di sini bukan berarti sikap orang yang perhatiannya tertuju ke dalam, kepada dirinya ( Self-centered ) sehingga mudah tersinggung perasananya , melainkan sifat orang yang perhatiannya tertuju keluar, kepada orang lain yang mudah merasa iba kepada orang lain ( extra-centered sensitivity ) kepekaan dan kepedulian membuat orang melihat keluar dari dirinya dan menempatkan dirinya di dalam orang tersebut atau menyelami perasaan dan kebutuhan orang lain, lalu menanggapi dan melakukan perbuatan yang di perlukan untuk orang lain dan dunia di sekelilingnya

hal ini bukan sekedar cerita melainkan di contohkan dalam kehidupan Yesus semasa hidupnya dan kita di harapkan juga melakukannya, hal ini nyata seperti yang  tertulis dalam I Yoh 4:20 (“Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.) tentang halini pula kadang kadang kita masih terbatasi dengan kepikiran kepikiran kita sendiri/ego kita sendiri, kita masih memilih milih dan mengklasterkan siapa yg akan kita kasihi,  pada hal jelas sudah seperti  hukum kasih tadi “Sesamamu manusia” yg berarti kasih kita kepada sesama tdk terbatasi oleh Satu Kaum,warna kulit,suku bahkan agama sekalipun dalam hal ini di harapkan kasih itu bahkan harus menyentuh ke saudara saudari kita yg bukan seiman.

Terlebih lagi di dalam mengabarkan Injil/ kabar sukacita/kabar keselamatan kita ingin “Berkomitmen” untuk memuji Allah  dengan membagikan apa yang baik kepada orang lain, supaya mereka juga tdk merasa kehilangan Pengharapan dan kehilangan kasih Allah. seperti yang terjadi pada penduduk yerusalem  dalam buangannya ke Babel disana  penduduknya mulai mengalami yang namanya krisis kepercayaan,merasa Kehilangan Pengharapan dan di tinggalkan Allah, mereka tdk lagi melihat kasih setaia Allah kepada mereka ketika mengalami kesusahan kesusahan/kesulitan kesulitan.

Jadi ajakan untuk kita tetap setia kepada Allah dengan tdk merasa kehilangan pengharapan terus kita serukan dan kita tetap berkomitmen untuk itu, seperti pengalaman Ratu Syeba yang mendengar kebijakan salomo yg mendapat hikmat Allah, dan mengunjunginya dengan membawa berbagai hadiah hadiah yg mahal, emas, kemenyan,mur, dan minyak cendana. Setelah perjumpaannya dengan salomo dan pulang kembali kenegerinya Ratu syeba mempunyai “komitmen” untuk memasyhurkan Allah. Demikian pula yang terjadi pada orang orang majus dari timur dan para gembala yang sebelumnya mendengar nubuat para nabi akan datangnya Raja segala raja akan lahir kedunia, maka ketika yesus lahir orang orang majus dari timur  datang bersujud dengan membawa persembahan2 yg sama yg di berikan oleh ratu syeba kepada salomo.dan orang orang majus ini pun setelah melihat bayi yesus mempunyai “komitmen” untuk mewartakan kabar sukacita itu kepada semua orang yg di jumpainya.

Dan marilah kita berkomitmen kepada Allah dalam segala situasi, baik dalam keadaan suka,duka, kesusahan kesusahan/kesulitan kesulitan yang kita alami, kita tdak perlu berputus asa oleh hanya karena hal itu karena Allah menginginkan kita supaya :

1.       Jangan Takut
2.       Allah Menyertai
3.       Allah Setia
4.       Kedekatan

“Jangan Takut” di dalam segala hal sebab tidak ada yg tidak mungkin untuk Allah lakukan, karena jika kita mempunyai pengandalan dan keyakinan yang pasti kepada Allah seperti Pastinya kita menunggu matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Jika kita yakin akan kebaikan dan kasih Allah ,maka Allah akan senantiasa “Menyertai “ Kita dalam segala hal karena “Allah Setia” setia kepada orang orang yg senantiasa”Mendekatkan diri” kepadanya  karena dengan kedekatanlah allah mengetahui dan menberikan kasihnya kepada kita, sepertihalnya anak dengan kedua orang tuanya jika mempunyai kedekatan maka , rasa takut itu tdk akan di rasakan oleh anak karena orang tuanya senantiasa dengan setia melindunginya, kedekatanitu pun bisa terjadi apa bila di antara anak dan orang tua salaing Berkomunikasi dengan inten, demikian antara kita dengan Allah  jika kita senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah dengan datang dalam setiap ibadah dan mendengarkan firmanya dan menjaga komunikasi kita dengan Allah yg intens melalui doa doa kita, karena dengan sarana doa itulah kita senantiasa berkomunikasi dengan sang pencipta kita.

Jadi yg di harapkan adalah kita senantiasa menjaga kedekatan kita dengan Allah di dalam segala ke adaan, baik suasana suka, duka, kesulitan , kesusahan kesusahan, karena Allah  senantiasa memenuhi janji janjinya dalam segala keadaan, dan kita jaga agar Allah dapat senantiasa masuk dalam setiap langkah dan kehidupan kita.