Kamis, 04 Agustus 2016

Masa Keemasan Anggota sidang Depok




Catatan dari Sebuah Pelayanan

Mengawali pelayanan di Minggu pagi tgl 31 Juli 2016.
Dasar Firman dari :

 Amsal 15 : 23
“Seorang Bersuka cita karena jawaban yang di berikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!”

Pesan dari Yakobus inilah yang menggambarkan dengan sangat jelas kekuatan dari kata kata. Kata kata dapat menyebabkan banyak kebaikan, tetapi juga dapat menimbulkan kejahatan. Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang di karuniai kemampuan untuk berbicara, hal ini pula berhubungan dengan penciptaan manusia yang telah di cipta menurut gambar Allah. Marilah kita melihat perkataan kita di dalam kotek ini. Seberapa sering kita berharap mengucapkan kata yang benar pada saat yang tepat...? Bagaimanakah kita melakukannya..?

Menggunakan satu di antara banyak anggota tubuh kita yang satu ini memang sangatlah penting karena dari sini bisa mengeluarkan banyak dampak yang akan timbul, untuk itu  di dalam ilmu pengetahuan selain dengan budaya dan nilai nilai moral ada juga disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana cara menggunakan Mulut/lidah ini. Di dalam ilmu Komunikasi mungkin kita bisa belajar bagaimana kita berkomunikasi menggunakan lidah/mulut yang kita miliki, di sana kita bisa belajar banyak bagaimana cara berkomunikasi, mulai dari  teori hingga pada prakteknya. Tetapi standar yang di gunakan adalah berdasarkan standar Manusia, untuk itu kita perlu belajar kepada Yakobus  bagai mana menggunakan lidah/ mulut ini dengan standar Manusia juga Standar Allah, karena apa yang kita pelajar dari yakobus tidak hanya bagaimana kita berkomunikasi dengan sesama kita tetapi juga kepada Allah, bagai mana menelola lidah/mulut kita dengan baik kepada manusia yang mendatangkan sukacita Allah dan juga komunikasi kita dengan Allah kesemuanya tentu yang berorientasi kepada Allah.


Sekalipun kita Ahli dalam mengelola lidah/mulut tentu kita tidak sepenuhnya kita mampu untuk mengendalikannya, justru sebaliknya mulut/lidah yang merupakan satu anggota tubuh kita yang paling kecil tetapi mampu mengendalikan seluruh tubuh yang kita miliki bahkan tak satu orang pun yang mampu untuk mengendalikan lidah ini. Hal ini di nasihat kan dan di peringatkan kepada kita dalam :

Yakobus :

3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut
       dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai,
       dan penuh racun yang mematikan.

Yakobus mengatakan bahwa semua binatang bisa dijinakkan dan telah dijinakkan oleh manusia, tetapi tidak ada orang yang bisa menjinakkan lidahnya sendiri! Lidah itu adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh dengan racun yang mematikan!

3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita
        dapat juga mengendalikan Seluruh tubuhnya.
3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat
        dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara
        yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-
       anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan
       kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

Peringatan peringatan dari yakobus ini sangat relevan dengan kehidupan manusia manusia dari dulu sampai dengan saat ini

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah
        orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Akit akibat kekerasan kadang melebihi sakit yang diakibatkan oleh kekerasan fisik Walaupun bekas luka dan bilur-bilur kekerasan fisik dapat disembuhkan, tetapi banyak luka yang diakibatkan oleh Verbal Abuse tetap selamanya menjadi luka dihati penderita, sakit yang tetap tinggal di hati kadang tidak sungguh-sungguh tersembuhkan. Kadang-kadang luka yang diderita akibat verbal abuse yang dialami semasa kecil, tetap menjadi masalah ketika orang itu beranjak dewasa. Sungguh hebat luka akibat lidah ini.

Tentusaja kita tidak Asing dengan kata kata ini atau mungkin kita sering mengucapkannya misalnya :

“Kamu tidak berguna!”                                              Berteriak
“Kamu bodoh”                                                           Menakuti anak kecil dengan kata-kata                      
“Ini semua salahmu!”                                                Memanggil orang dengan julukan yang dia tidak suka
“Kamu jelek”                                                             Mempermalukan dihadapan orang lain
“Dia itu payah!”                                                         Menjuluki orang dengan background ras-nya                                
“Seleranya rendah”
“Hai monyet! ….. “ Bangsat”                                   dan lain lainnya



Kita tidak mungkin menjadi sempurna dengan standar Allah, tetapi kita bisa mengusahakan unuk menuju ke kesempuranaan itu  bagaimana caranya tentu dengan menggunakan lidah/mulut kita untuk hal hal yang berkenan di hadapan Allah, tentu saja salah satunya adalah standar yang di buat manusia yang menyukakan hati Allah seperti solusi yang di berikan oleh Yakobus kepada kita di dalam


Yak 3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 

Tinggal bagaimana kita akan menggunakan Lidah/mulut kita ini  untuk memuji Tuhan Allah Bapa kita atau akan menggunakannya hanya untuk mengutuk sesama kita.


Di dalam pelayanan pagi ini  di berikan contoh kepada kita oleh sang pengantin emas yang berada di tengah tengah kita, masa masa keemasan dalam usia 50 tahun pernikahan, tentu tidak mudah untuk mempertahankan itu semua, tetapi kedua mempelai bisa mengendalikan lidah/mulut mereka untuk saling menjaga, mempertahankan keharmonisan mereka, kita bisa meneladaninya dalam usaha mereka mempertahankan untuk menjaga lidah/mulut mereka dalam perkataan, yang saling menghormati sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan, sakit hati dan lain lainnya, dapat mempertahankan sampai dengan 50 th usia pernikahan tidak semua orang mampu, memerlukan kesabaran , ketekunan, pengertian, kasih, dan saling memahami. Hal itu bisa terjadi jika dalam setiap perkataan yang akan keluar dari mulut kita, kita mengingat akan kasih Allah.

Pagi ini bisa kita rasakan kedekatan kita dengan Allah di mana kita bisa mendengar firman, menerima sakramen, pengampunan, bahkan kita di undang berjamu dengan Tuhan,  demikian juga sukacita juga boleh kita alami pada pagi ini  di mana kita bisa ikut merasakan kasih yang setia kedua pengantin emas baik kasih terhadap pasangannya terlebih kasih mereka kepada Tuhan, di dalam usia mereka masih Setia dengan Allah Bapa Tuhan kita, di dalam kepercayaan, kemenurutan, kita juga bisa dengar persembahan persembahan lagu dari Anak Cucu mereka dan juga dari sidang jemaat yang di kemas dalam puji pujian mengagungkan Nama Tuhan.


Jika kita di tentukan oleh kasih kita kepada Allah  hal ini akan nyata  di dalam Sikap hati kita kepada Kristus dan sesama kita,  
Penguasaan diri  yang merupakan salah satu dari buah buah roh  harus di uji jika kita ingin membicarakan kebenaran standar Allah, hal itu perlu di lakukan tentu saja dengan melibatkan Roh kudus yang merupakan sumber tuntunan bagi kita sehingga kita betul betul bisa melangkah untuk menuju kepada kesempurnaan itu.