Selasa, 29 Agustus 2017

ROH ALLAH ADALAH KEBENARAN DAN PENGANDALAN KITA



Catatan Ibadah  Agustus
Oleh : Sepsianto

Dasar Firman :
Yer 29 : 11   Sebab Aku ini mengetahui Rancangan  rancangan apa yang ada pada –Ku mengenai kamu, 
                     demikianlah firman Tuhan , Yaitu Rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan 
                      kecelakaan, untuk memberikan kepada mu hari depen yang penuh harapan
Mzr 62 : 2    Hanya Dekat Allah saja Aku tenang,dari PadaNya lah keselamatan ku.


Kedatangan atau kelahiran Nabi Yeremia  adalah rancangan Allah, jauh sebelum dia lahir telah di tentukan sebagai seorang Utusan (Nabi) Allah Yer 1: 5  dan Yeremia harus menerima Tugas yang di berikannya walau apapun yang terjadi ( yer 1: 7 )

Hali ini sungguh terjadi  ketika Yerusalem dan Yehuda di taklukan oleh orang orang Babel. Penghancuran Bait Suci yang berujung pada  pengasingan orang orang Yerusalem dan yehuda ke barbel mereka  di landa krisis kepercayaan dengan adanya pengajaran pengajaran dari nabi Nabi Palsu di perantauan mereka di tanah Babel. Seperti yang kita tahu ada seorang yang bernama Hana  yang mengajarkan banyak hal , termasuk rencana Allah atas pembebasan mereka ,  tetapi jika kita lihat di sini tidak lah sesuai dengan rancangan Allah.  Mereka mengajarkan hal hal yang mirip, menyerupai dan samar dengan pengajaran Nabi Allah

 Dlam hal ini  Yeremia memberikan satu peringatan dan penghiburan kepada mereka , bahwa  hal keselamatan tidaklah cukup dengan mencari Bait suci  tetapi pertobatan  dan introspeksi diri sangatlah di butuhkan untuk  meraih keselamatan.  Bahkan  orang orang Yerusalem dan Yehuda yang di tanah Babel ini  dalam  segala keterbatasan, kesesakan, penindasan dan kesengsaraan mereka , mereka di minta untuk  memberi kontribusi  mensejahterakaan  penduduk Babel , di sinilah  keikhlasan dan kesetiaan  mereka di uji , memang terkadang ketika menghadapi berbagai persoalan dalam hidup kita menginginkan  segala persoalan itu cepat berlalu. 

Tetapi kita di harapkan bisa mengingat bahwa kehendak Allah atau rancangan Allah sama sekali berbeda dengan Rancangan dan kehendak kita, Sebab ada tertulis , “ Sebab RancanganKU bukanlah Rancangan mu, dan jalan mu bukanlah jalanKU, seperti tingginya Langit dari bumi , demikianlah tingginya jalan KU dari jalanmu dan rancangan KU dari Rancangan Mu. ( Yes 55:8,9)

Ada banyak Hal yang tidak Singkron jika kita menggunakan logika dan rancangan kita dengan rancangan Allah, ada banyak contoh tokoh di dalam alkitab yang mampu untuk dapat mengikuti rancanagan Allah dan tidak menuruti rancangan rancangan Nya sendiri seperti misalnya  :

Nuh : Jika kita mengikuti rancangan dan pola pikir kita, tidaklah masuk akal untuk membuat Prahu di atas Bukit, di musim kemarau, dengan kayu yang tidak layak untuk di jadikan perahu. Tetapi kembali lagi kita haruslah untuk mampu mengandalkan diri kepada Allah, karena hanya dekat DIA lah keselamatan kita (Mzr 62:2 )  kita harus mengikuti rancangan rancangan Allah dan meleupakan apa yang menjadi kehendak dan rancangan kita sendiri, yang berarti kita hendaklah mempu untuk dapat meletakan Kehendak kita di bawah Kehendak Allah .

Sangatlah tidak mudah untuk dapat melakukan atau menaruh harapan dengan meletakan kehendak kita di bawah kehendak Allah,  yang berarti kita harus mampu menyingkirkan kehendakkita dan mengedepankan kehendak Allah, berserah dalam kemenurutan sebab segala rancangan Allah adalah Rancangan yang baik, walaupun secara manusia tak masuk akal, tdksesuai dengan keinginan kita tetapi jika kita berserah bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik maka kita akan mendapatkan hasilnya dari sebuah pengandalan itu.  sebagai contoh yang lain misalnya : Abraham  Ia di janjikan anak ( Keturunan) yang banyak seperti bintang di langit, pasir dilaut  tetapi baru di karuniai anak satu s di minta di kurbankan untuk Allah, ia tidak kompromi langsung menuruti apa yang menjadi kehendak Allah (Kej 6 ), atau   seperti  Sadrah, Mesah dan Abednego, mereka juga tak kompromi dengan kaisar yang menyuruhnya untuk menyembah berhala, bahkan mengatakan sekalipun Allah tik menolongnya ia tak akan menyembah berhala milik kaisar, (Dan 3 )

Mereka mampu meletakkan kehendaknya di bawah kehendak Allah, sehingga Allah berkenan kepada mereka, atau contoh lain  yang di alami Yesus ketika ia berdoa di getsmani  ia telah melihat apa yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam doa inilah yesus bergumul melawan kehendaknya sendiri dan satu satunya pergumulannya dalam hidupnya adalah pergumulan melawan kehendaknya sendiri, ia berkata Ya bapa Jika Cawan Yng pahit ini bisa berlalu, lalukanlah dari padaku, tetapi bukan kehendak kehendakmu lah yang jadi.(Mat 22:42, Mrk 14:36) yesus mampu untuk melawan kehendaknya sendiri dan menyerahkan kehendaknya kepada Bapanya.

Bagai mana dengan kita saat ini  marilah kita hendaknya mampu memberi dampak kepada sesama kita,  menunjukan kesetiaan kita kepada Allah setiap hari melalui sikap perbuatan dan keputusan keputusan yang kita ambil dan membiarkan diri kita di arahkan oleh Roh Kudus , kita yang hidup oleh karena Roh maka Roh yang ada dalam diri kita haruslah mampu bertumbuh, berkembang dam menghasilkan Buah, ( Gl 5 :22.23)

Intinya segala sesuatu yang kita Alami yang menurut kita adalah sebuah derita atau kesengsaraan atau apa pun namanya jika kita mampu untuk menyerahkan diri dalam kehendak Allah, atau kita berserah dan meletakan kehendak kita di bawah kehendak Allah. Maka Allah berkenan kepada kita.






Kebahagiaan sejati adalah ketika mampu menikmati ketidaknikmatan, ketika kita merasanyaman dari ketidaknyamanan sebab siapakah yang dapat mampu mengendalikan jiwanya yangterkadang membantu kita terkadang menentang kita. semoga tidak hanya menjadi pepatah,pepetihh sebab belajar kita kepada Nya yg tdk melihat kekotoran manusia dengan penglihatannya yg maha jernih
 

Senin, 07 Agustus 2017

KEIKLHASAN ADALAH KEHENDAK ALLAH DAN KESABARAN BERASAL DARI IMAN



(Memberi dengan tersembunyi)

Catatan dari Ibadah 30 Jul & 6 Agust  2017

Dasar Firman Mts 6 : 3, 4
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Yak 1 : 2,3  Anggaplah sebagai satu kebahagiaan , apabila kamu jatuh ke dalam berbagai bagai pencobaan sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan

Oleh : Sepsianto

Di awali khotbah di bukit dengan Nast ini Yesus menuntun kita kepada pemahaman yang lebih dalam tentang Perawatan Jiwa, yaitu memberikan yang terbaik kepada sesama dengan berorientasi kepada kehendak Allah.

Kunci yang paling penting dalam kita mengajarkan segala sesuatu supaya berkenan di hadapan Manusia dan juga Allah adalah dengan menyimpan apa yang menjadi kebaikan kita. pekerjaan orang kristen adalah untuk melayani sesama, melayani secara terembunyi, dalam hal ini kita di ajarkan sangat jelas  dalmam Hukum Kasih : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”  Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Dalam Hal ini sangatlah Jelas bahwa hubungan kita dengan sesama adalah menitik beratkan kepada kebaikan Allah semata ( Orentasinya adalah Kehendak Allah) bukan kepada Manusia, karena jika Orentasi kita adalah kepada manusia maka di sebut “ Riya “yang berarti pamer atau ingin memperlihatkan  bukan yang sebenarnya, yang berarti ingin memperlihatkan perbuatan baik /positif kepada orang lain bukan kepada Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah dengan harapan mendapatkan hormat, pujian atau penghargaan atau motivasi yang lain lainnya dan inilah yang biasa di sebut dengan sifat Munafik,

Orang kristen di lahirkan untuk bersabar dan Melayani serta bertekun, Kadang kita protes, kenapa kita yang bekerja keras tetapi yang menikmati justru orang lain.  Ini bicara tentang prinsip memberi, di mana kita bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah ( Buah Buah Roh ) Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang lain yang membutuhkan, bukan untuk kenikmatan sendiri. Terkait hal ini terkadang kita sebagai orangkristen merasa di rundung dilema  bagai mana tidak ketika kita berusaha untuk menjadi lebih baik ( seorang kristen yg taat ) kita di hadapka pada perintah perintah Allah yg berlawanan dengan keinginan Daging kita (Jasmani) seperti misalnya ada tertulis :

Cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi jangan pernah berkata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita. Semua kebenaran di dunia ini harus melewati tiga langkah. Pertama ditertawakan, kedua ditentang dengan kasar, dan ketiga diterima tanpa pembuktian dan alasan  sebagai seorang kristen ini adalah makanan kita sehari hari. Lalu apakah kita akan menyerah..?  tidak ..!  kita harus kembali kepada Diri kita sendiri sebagai tolak ukur untuk berbuat segala sesuatu kepada orang lain, ( Hukum Kasih yg ke dua )

Belum pernah Kita berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwa Kita sendiri, yang kadang-kadang membantu Kita dan kadang-kadang menentang Kita.  Yang paling besar di bumi ini bukan gunung dan lautan, melainkan hawa nafsu yang jika gagal dikendalikan maka kita akan menjadi penghuni neraka. Kalau besar yang dituntut dan mulia yang dicari,maka payah melaluinya, panjang jalannya dan banyak rintangannya. Kebahagiaan terletak pada kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan kehendak yang berlebih-lebihan.

Ada satu gambaran yang menarik ketika kita berbicara mengenai “ Riya/Pamer”  hal ini di gambarkan dan di ilustrasikan seperti “ Ayam dan Penyu “   Seperti yang kita ketahui Ayam adalah binatang yang suka berbuat Riya, bagaimana tidak dari muali persiapan dia bertelur  dia sudah berkotek kotek  sehingga satu kampung pun tahu bahwa dia ingin bertelur, bahkan setelah bertelor pun  ia masih saja berkotek kotek.

 Riia seperti yang ayam lakukan ini termasuk dalam “Ria Niat” dan “Ria Perbuatan” 

Ria Niat : Dalam Halini yang berkaitan dengan hati atau rasa atau perasaan, yang dari sejak awal dperbuatan tidak didasari dengan ke kilasan atau sudah didasari niat Riya. Dan hal ini di ketahui hanya oleh Allah dan dirinya saja, hal ini sangat berbahaya karena  : Selalu ingin di puji dihormati, tidak bersungguh sungguh bahwa hal itu di lakukan berorientasi kepada Allah  

Ria Perbuatan : Menunjukan, memamerkan perbuatannya di depan orang banyak  agar perbuatan tersebut di puji, di sanjung di perhatikan, dan ini juga tidak kalah bahayanya  keranda Berpotensi saling bermusuhan, menimbulkan konflik karena mengungkit apa yang ia lakukan kepada orang lain, sehingga orang lain membencinya. 

 Lain Halnya dengan Penyu ketika Ia ingin bertelur Ia menunggu Waktu Sepi, diam diam dan di kubur sehingga tak ada yang tahu Kalau Ia telah memberikan yang terbaik dari dirinya.
Untuk itu kita  haruslah mencontoh keteladanan Penyu dalam hal  Berbuat baik, Memberi sedekah, atau memberikan nilai Tambah Kepada Orang lain, dalam kita melayani atau memberikan segala sesuatu yang baik kepada orang lain haruslah didasari dengan rasa Iklas  yang di bungkus dengan “ Kepekaan”
Untuk dapat bersikap “Peka” dan peduli di butuhkan tingkat kematangan kepribadian tertentu. Contohnya bagi anak kecil yang masih bersifat egosentris, yang cenderung melihat persoalan dari sudut pandangnya sendiri memang masih di temui kesulitan, tapi hal tersebut pun tidak di alami hanya oleh anak kecil saja banyak juga orang orang dewasa yang mempunyai kepribadian Egosentris, semua persoalan benar dari sudut pandang sendiri, dan cenderung tidak mau menerima penjelasan orang lain dan memakluminya, namun bukan berarti mereka belum belajar karena secara berlahan mereka dapat mengerti Bahwa kita di ajarkan oleh Yesus, Isa Almasi  untuk menjalankan Hukum Kasih


Kunci yang paling penting dalam kita mengajarkan kepekaan dan kepedulian ialah bagai mana sikap kita untuk tidak gampang menyerah dengan senantiasa bersabar, karena Kesabaran merupakan salah satu dari buah buah Roh, Karena kita Hidup  oleh karena Roh hendaklah Roh itu Tumbuh, Berkembang, dan Berbuah. ( Gal 5:22,23)  sabar bukan hanya di dalam menghadapi segala sesuatu problematika kehidupan jasmani saja tetapi Sabar dalam Pengikutan Kita Kepada  Allah Bapa Kita, Hendaklah pengikutan Kita tidak terputus, tidak terhenti dari Hulu Hinga Hilirnya, kita harus senantiasa “ Bertekun “    Sebab dari segala kesengsaraan akan menimbulkan sebuah ketekunan, dan ketekunan menimbulkan  Tahan Uji, dan Tahuan uji  menimbulkan pengharapan. Rhm 5 : 3,4 . maka pada Ahkitrnya Marilahkita bersabar terhadap sesama kita dan juga bersabar pada diri Kita Sendiri ( Buh Roh ke 9 ) “ Pengendalian Diri “

Dan ada tertulis Bahwa  Jika Kita Memberi dengan tersembunyi Maka Bapa Yang tersembunyi akan memberikan kita UpahNya.



Ref  : TUK-NAC  Juli 2017