Selasa, 10 Juli 2018

ULAS KILAS , TETAP TINGGAL PADA TUHAN

Masmur 73 : 23
Tetapi aku tetap dekat –Mu . Engkau memegang tangan kanan ku.

OLeh : Sepsianto


Banyak Kasus terjadi Anak Anak Allah meninggalkan Allah oleh hanya karena, Doanya belum terjawab, mereka lelah, capai, bosan, menggerutu, yang berujung kepada sebuah kesombongan,keegoisan, yang akirnya menganggap segala sesuatunya berhasil bukan jawaban dari doa doa yang di panjatkan kepada Allah tetapi karena Keberhasilan yang di usahakannya. Mari kita lihat apa yang ingin di sampaikan oleh Daud dalam ha ini ( Mzr 73 )

Dalam Ayat ini Pemasmur yaitu Daud  ingin menggambarkan bahwa banyak hal yang sering kita tidak pahami di mana orang orang yang tidak Taat, tidak mengenal Allah justru mengalami Hal hal yang Sejahtera, Berlimpah, Sukses, Kaya Raya dan lain lainnya. sementara orang yang jujur dan setia kepada Allah mengalami hal yang sebaliknya.


Bahkan kemujuran kemujuran mereka di elu elukan keberhasilan mereka di jadikan referensi,dan di kagumi. Hal ini sering kali kita terjebak dalam pemikiran yang embut kita bimbang dan ragu ragu dalam pengikutan kita kepada Allah.

Jika kita Bingung dan ragu ragu tentu kita akan terbawa kepada situasi dan kondisi yang sama, sama seperti Umat Perjanjian Lama Diana kesejahteraan Duniawi sering kali di jadikan ukuran untuk menilai bahwa Allah tinggal bersama mereka, sementara jika nasib kita tidak beruntung, sakit sakitan, miskin di anggap sebagai hukuman Allah.

Jika pola pikir kita masih seperti umat perjanjian lama  bisa di katakan bahwa Pola pikir yang demikian adalah pola pikir yang keliru, bahkan pola pikir yang salah dalam hal memahami Allah.  

Terkadang kita Banyak keliru dalam memahami Allah, terkadang kita selalu menyalahkan Allah padahal segala sesuatu yang kita Alami adalah oleh karena dosa kita.

Kita terkadang meminta, memohon kepada Allah Tetapi tidak kunjung di jawab tidak kunjung di beri,dijawab doa doa kita oleh Allah,  lalu karena hal ini kita ingin meninggalkan Allah, dan ingin melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa Allah, dan ketika hal itu berhasil kita anggap bahwa itu adalah hasil dari jerih payah kita sendiri, kita pahami hal itu adalah usaha yang kita lakukan. Pola pikir seperti ini sangat banyak di jumpai dalam Anak anak muda pada umumnya dan anak anak Allah pada Khususnya. Pada hal jika kita telaah lebih jauh mestinya kita yang introspeksi diri, apakah dalam doa doa/permohonan permohonan yang kita panjatkan kepada Allah sudah sesuai dengan kehendak Allah, atau kita memohon dengan standar ukuran ukuran kita.

Allah menjawab permohonan permohonan kita juga melalui Proses, tidak seperti yang kita mau, tidak seperti apa yang kita rancang dan rencanakan (( Sebab rancangan ku bukanlah rancangan mu (Yes 55 : 8)) terkadang kita egois bahwa apa yang kita rancang apa yang kita rencanakan  kita ajukan rancangan dan rencana kita kepada Allah , itu pula yang kita inginkan untuk terwujud. Keinginan kita yang seperti inilah yang di sebut sebagai kesalahan dalam berdoa, ( Salah Berdoa ) seperti tertulis dalam Yak 4 : 3 (Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.) ketika kita sandingkan dengan ayat ini jelaslah bahwa kita perlu koreksi diri, introspeksi diri, perlu melihat kedalaman hati kita masing masing, ketika Allah tak menjawab doa doa kita.

Kita juga bisa melihat keluar dari diri kita masing masing bahwa Selain Doa Doa kita, ada juga Doa Para Pembawa berkat kita, doa Kedua orang tua kita, doa dari Sidng jemaat atau saudara saudari kita, yang membuat kita berhasil dalam usaha usaha kita, jadi bukan tanpa campur tangan Allah tetapi kitalah yang tidak menyadari bahwa keberhasilan kita itu adalah Jawaban dari doa doa kita atau sadar/i kita
yang mungkin terjawabnya  bisa 1 th 5th bahkan Puluhan Tahun kemudian, dari apa yang kita mohonkan. (( Sebab Allah mempunyai Rencananya sendiri (Yes 55 : 8 )) hal ini terbukti bahwa rancangan dan rencana Allah adalah yang terbaik sebab rancangan Allah adalah Bukan Rancangan Kecelakaan .

Pengikutan Kita Kepada Allah/Kristus  tidak secara otomatis mengarahan kepada kesejahteraan Duniawi, mari kita perbaiki pola pikir kita, jangan kita melihat dan mengukur dengan ukuran kita tetapi dengan ukuran ukuran Allah, menaruh kehendak kita di bawah kehendak Allah, karena akan muncul pertanyaan Apakah yang memotivasi kita untuk mengikut Allah..? tentu bukan berbicara materi,bukan berbicara Duniawi, tetapi kita berbicara Visioner, Bicara Masa Depan, Berbicara Kerajaan Allah, bukan Kesuksesan Duniawi.

Kita ingin menatap Masa depan dengan penuh Pengharapan dan persekutuan kita yang kekal dengan Allah dan kita menunggu dengan Tekun, Bersetia sampai Akhirnya.



Ref  TUK NAC , Kaum Muda -Juli