Masmur 73 :
23
Tetapi aku
tetap dekat –Mu . Engkau memegang tangan kanan ku.
OLeh : Sepsianto
Banyak Kasus
terjadi Anak Anak Allah meninggalkan Allah oleh hanya karena, Doanya belum
terjawab, mereka lelah, capai, bosan, menggerutu, yang berujung kepada sebuah
kesombongan,keegoisan, yang akirnya menganggap segala sesuatunya berhasil bukan
jawaban dari doa doa yang di panjatkan kepada Allah tetapi karena Keberhasilan
yang di usahakannya. Mari kita lihat apa yang ingin di sampaikan oleh Daud
dalam ha ini ( Mzr 73 )
Dalam Ayat
ini Pemasmur yaitu Daud ingin
menggambarkan bahwa banyak hal yang sering kita tidak pahami di mana orang
orang yang tidak Taat, tidak mengenal Allah justru mengalami Hal hal yang
Sejahtera, Berlimpah, Sukses, Kaya Raya dan lain lainnya. sementara orang yang
jujur dan setia kepada Allah mengalami hal yang sebaliknya.
Bahkan
kemujuran kemujuran mereka di elu elukan keberhasilan mereka di jadikan referensi,dan
di kagumi. Hal ini sering kali kita terjebak dalam pemikiran yang embut kita
bimbang dan ragu ragu dalam pengikutan kita kepada Allah.
Jika kita
Bingung dan ragu ragu tentu kita akan terbawa kepada situasi dan kondisi yang
sama, sama seperti Umat Perjanjian Lama Diana kesejahteraan Duniawi sering kali
di jadikan ukuran untuk menilai bahwa Allah tinggal bersama mereka, sementara
jika nasib kita tidak beruntung, sakit sakitan, miskin di anggap sebagai
hukuman Allah.
Jika pola
pikir kita masih seperti umat perjanjian lama
bisa di katakan bahwa Pola pikir yang demikian adalah pola pikir yang
keliru, bahkan pola pikir yang salah dalam hal memahami Allah.
Terkadang
kita Banyak keliru dalam memahami Allah, terkadang kita selalu menyalahkan
Allah padahal segala sesuatu yang kita Alami adalah oleh karena dosa kita.
Kita terkadang
meminta, memohon kepada Allah Tetapi tidak kunjung di jawab tidak kunjung di
beri,dijawab doa doa kita oleh Allah,
lalu karena hal ini kita ingin meninggalkan Allah, dan ingin melakukan
segala sesuatunya sendiri tanpa Allah, dan ketika hal itu berhasil kita anggap
bahwa itu adalah hasil dari jerih payah kita sendiri, kita pahami hal itu
adalah usaha yang kita lakukan. Pola pikir seperti ini sangat banyak di jumpai
dalam Anak anak muda pada umumnya dan anak anak Allah pada Khususnya. Pada hal
jika kita telaah lebih jauh mestinya kita yang introspeksi diri, apakah dalam
doa doa/permohonan permohonan yang kita panjatkan kepada Allah sudah sesuai
dengan kehendak Allah, atau kita memohon dengan standar ukuran ukuran kita.
Allah
menjawab permohonan permohonan kita juga melalui Proses, tidak seperti yang
kita mau, tidak seperti apa yang kita rancang dan rencanakan (( Sebab rancangan ku bukanlah rancangan mu
(Yes 55 : 8)) terkadang kita egois bahwa apa yang kita rancang apa yang
kita rencanakan kita ajukan rancangan
dan rencana kita kepada Allah , itu pula yang kita inginkan untuk terwujud. Keinginan
kita yang seperti inilah yang di sebut sebagai kesalahan dalam berdoa, ( Salah
Berdoa ) seperti tertulis dalam Yak 4 : 3 (Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima
apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa
nafsumu.) ketika kita sandingkan dengan ayat ini jelaslah bahwa kita perlu
koreksi diri, introspeksi diri, perlu melihat kedalaman hati kita masing
masing, ketika Allah tak menjawab doa doa kita.
Kita juga
bisa melihat keluar dari diri kita masing masing bahwa Selain Doa Doa kita, ada
juga Doa Para Pembawa berkat kita, doa Kedua orang tua kita, doa dari Sidng jemaat
atau saudara saudari kita, yang membuat kita berhasil dalam usaha usaha kita,
jadi bukan tanpa campur tangan Allah tetapi kitalah yang tidak menyadari bahwa
keberhasilan kita itu adalah Jawaban dari doa doa kita atau sadar/i kita
yang mungkin
terjawabnya bisa 1 th 5th bahkan Puluhan
Tahun kemudian, dari apa yang kita mohonkan. (( Sebab Allah mempunyai
Rencananya sendiri (Yes 55 : 8 )) hal ini terbukti bahwa rancangan dan rencana
Allah adalah yang terbaik sebab rancangan Allah adalah Bukan Rancangan
Kecelakaan .
Pengikutan
Kita Kepada Allah/Kristus tidak secara
otomatis mengarahan kepada kesejahteraan Duniawi, mari kita perbaiki pola pikir
kita, jangan kita melihat dan mengukur dengan ukuran kita tetapi dengan ukuran
ukuran Allah, menaruh kehendak kita di bawah kehendak Allah, karena akan muncul
pertanyaan Apakah yang memotivasi kita untuk mengikut Allah..? tentu bukan
berbicara materi,bukan berbicara Duniawi, tetapi kita berbicara Visioner,
Bicara Masa Depan, Berbicara Kerajaan Allah, bukan Kesuksesan Duniawi.
Kita ingin
menatap Masa depan dengan penuh Pengharapan dan persekutuan kita yang kekal
dengan Allah dan kita menunggu dengan Tekun, Bersetia sampai Akhirnya.
Ref TUK NAC , Kaum Muda -Juli