Oleh : Sepsianto
Sebuah catatan dari Ibadah tgl 1,5,8,12 Januari 2014
Sebuah catatan dari Ibadah tgl 1,5,8,12 Januari 2014
Setelah kita
mendapat kasih dan karunia pada 25 Desember ini dimana di saat itulah telah
dilahirkan bagi kita sang penebus,sang mesias, sang raja segala raja, yaitu
sang juruselamat dunia, kita patut berzukur atas karunia ini. Oleh karena
kelahiraNyalah kita di selamatkan, dan tergenapkanlah Nubuatan para nabi.
Sebagai rasa
zukur danterimakasih maka di tahun yang baru ini yang akan kita lewati kita ingin membuat beberapa komitmen dengan Allah, meskipun dari
awal kita sudah banyak mempunyai komitmen dengan Allah,sepertimisalnya Dalam :
1.
Berkat Calon Ibu
ketika
kita dlm kandunga org tua, kita telah membuat komitmen dengan Allah untuk
merawat dan menjaga dan akan membawa anaknya kehadapan Allah ,sesuai deng
kehendak Allah)
2.
Baptisan Suci
Ketika kita di lahirkan oleh orang tua kita, juga membuat komitme dengan Allah yaitu
berkomitmen untuk mendidik menuntun,membimbing anaknya sesuai dengan kehendak
Allah hingga pada saatnya sianak besar mengambil alih tanggung jawabnya.
3.
Kematrean Suci
Disini orang tua kembali lagi
membuat satu lagi Komitmen dengan Allah dimana kita di ikat oleh kasih
Allah dalam pencurahan rohkudus dalam Kematrean Suci. Di mana orang tua kita
kembali berkomitmen untuk mendidik menuntun,membimbing anaknya sesuai dengan
kehendak Allah
4.
Konfirmasi
Setelah
orang tua kita membuat komitmen dengan Allah dan telah menghantarkan anaknya
hingga dewasa samapailah kepada tugasnya maka si anak ini yang akan membuat
komitmen dengan Allah, dengan mengambil alih tanggungjawab rohaninya dari orang
tuanya untuk berkomitmen dengan Allah, yaitu Berjanji untuk tetap setia kepada
Allah dan mengabarkan injil/kabar sukacita/kabar keselamatan dan hidup sesuai
dengan kehendak allah, akan menyangkal iblis dengan segala perbuatannya.
tetapi di tahun yang baru ini marikita kembali
ingatkan apakah komitmen itu sudah kita lakukan dengan baik atau kita justru
melupakannya. di tahun yang baru ini kita ingin membuat satu lagi komitmen dengan Allah yaitu “ BEKERJA DALAM KASIH” untuk itu kemudian kita pertanyakan dalam
dirikita masing masing langkah apakah dan bagaimanakah kita bekerja dalam kasih
itu,
mari kita baca
dalam Kol 3:14 (Dan di atas semuanya
itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.)
Kasih itu kita
jadikan pengikat yang menyempurnakan dan mempersatukankita, karena dengan kasih
itulah orang dapat di persatukan, sebagia contoh jika sepasang pemuda dan
pemudi jika di antara mereka memiliki kasih dan mengasihi maka mereka akan
mengikat kasih itu dengan sebuah perkawinan, demikian juga dalam kehidupan sidang jemaat kita bisa bersatu, bersekutu dalam
kemanunggalan jika satu dengan yang lain memiliki kasih, jika kita berbicara
tentang kasih tentu kita tidak akan lupa
tentang hukum kasih yang di ajarkan Yesus, “
Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap jiwamu, dengan segenap pikiran mu dan
kekuatan mu dan kasihilah sesama mu manusia seperti engkau mengasihi dirimu
sendiri” dalam kontek ini bahwa
kasih kita kepada Allah tidak terpisahkan dengan kasih kita kepada sesama
(manusia) yang berarti kasih itu harus di implementasikan/aplikasikan karena
dengan kita mengasihi manusiapun kita juga mengasihi dan menyukakan hati Allah.
lalu bagaimanakah kita
mengimplementasikan/mengaplikasikan kasih itu ..? yaitu dengan,Kepedulian &
Kepekaan kepada seasama karena Rasa peduli adalah ibarat batu bata untuk
bangunan yang bernama KASIH. Tanpa adanya kepedulian tidak mungkin terdapat rasa kasih pada seseorang. Apa yang di maksud dengan
kepedulian ..? kepedulian adalah kesanggupan untuk peka terhadap kebutuhan
orang lain serta menempatkan diri dalam keadaan orang lain ( Empati ) dan
peduli adalah soal bagai mana kita memperlakukan sesama kita
Menunjukan kepedulaian, bersikap baik hati, mau berbagi,
menolong dan memberi adalah cara cara kita untuk menunjukan bahwa kita peduli.
Peka yang di bicarakan di sini bukan berarti sikap orang yang perhatiannya
tertuju ke dalam, kepada dirinya ( Self-centered ) sehingga mudah tersinggung
perasananya , melainkan sifat orang yang perhatiannya tertuju keluar, kepada
orang lain yang mudah merasa iba kepada orang lain ( extra-centered sensitivity
) kepekaan dan kepedulian membuat orang melihat keluar dari dirinya dan
menempatkan dirinya di dalam orang tersebut atau menyelami perasaan dan
kebutuhan orang lain, lalu menanggapi dan melakukan perbuatan yang di perlukan
untuk orang lain dan dunia di sekelilingnya
hal ini bukan
sekedar cerita melainkan di contohkan dalam kehidupan Yesus semasa hidupnya dan
kita di harapkan juga melakukannya, hal ini nyata seperti yang tertulis dalam I Yoh 4:20 (“Jikalau seorang
berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia
adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya,
tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.) tentang halini pula
kadang kadang kita masih terbatasi dengan kepikiran kepikiran kita sendiri/ego
kita sendiri, kita masih memilih milih dan mengklasterkan siapa yg akan kita
kasihi, pada hal jelas sudah
seperti hukum kasih tadi “Sesamamu
manusia” yg berarti kasih kita kepada sesama tdk terbatasi oleh Satu
Kaum,warna kulit,suku bahkan agama sekalipun dalam hal ini di harapkan kasih
itu bahkan harus menyentuh ke saudara saudari kita yg bukan seiman.
Terlebih lagi di
dalam mengabarkan Injil/ kabar sukacita/kabar keselamatan kita ingin “Berkomitmen” untuk memuji Allah dengan membagikan apa yang baik kepada orang
lain, supaya mereka juga tdk merasa kehilangan Pengharapan dan kehilangan kasih
Allah. seperti yang terjadi pada penduduk yerusalem dalam buangannya ke Babel disana penduduknya mulai mengalami yang namanya
krisis kepercayaan,merasa Kehilangan Pengharapan dan di tinggalkan Allah,
mereka tdk lagi melihat kasih setaia Allah kepada mereka ketika mengalami
kesusahan kesusahan/kesulitan kesulitan.
Jadi ajakan untuk
kita tetap setia kepada Allah dengan tdk merasa kehilangan pengharapan terus
kita serukan dan kita tetap berkomitmen untuk itu, seperti pengalaman Ratu
Syeba yang mendengar kebijakan salomo yg mendapat hikmat Allah, dan
mengunjunginya dengan membawa berbagai hadiah hadiah yg mahal, emas,
kemenyan,mur, dan minyak cendana. Setelah perjumpaannya dengan salomo dan
pulang kembali kenegerinya Ratu syeba mempunyai “komitmen” untuk memasyhurkan Allah. Demikian pula yang terjadi pada
orang orang majus dari timur dan para gembala yang sebelumnya mendengar nubuat
para nabi akan datangnya Raja segala raja akan lahir kedunia, maka ketika yesus
lahir orang orang majus dari timur
datang bersujud dengan membawa persembahan2 yg sama yg di berikan oleh
ratu syeba kepada salomo.dan orang orang majus ini pun setelah melihat bayi
yesus mempunyai “komitmen” untuk
mewartakan kabar sukacita itu kepada semua orang yg di jumpainya.
Dan marilah kita
berkomitmen kepada Allah dalam segala situasi, baik dalam keadaan suka,duka, kesusahan
kesusahan/kesulitan kesulitan yang kita alami, kita tdak perlu berputus asa
oleh hanya karena hal itu karena Allah menginginkan kita supaya :
1.
Jangan
Takut
2.
Allah
Menyertai
3.
Allah
Setia
4.
Kedekatan
“Jangan Takut” di
dalam segala hal sebab tidak ada yg tidak mungkin untuk Allah lakukan, karena
jika kita mempunyai pengandalan dan keyakinan yang pasti kepada Allah seperti
Pastinya kita menunggu matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Jika
kita yakin akan kebaikan dan kasih Allah ,maka Allah akan senantiasa “Menyertai
“ Kita dalam segala hal karena “Allah Setia” setia kepada orang orang yg
senantiasa”Mendekatkan diri” kepadanya karena dengan kedekatanlah allah mengetahui
dan menberikan kasihnya kepada kita, sepertihalnya anak dengan kedua orang
tuanya jika mempunyai kedekatan maka , rasa takut itu tdk akan di rasakan oleh
anak karena orang tuanya senantiasa dengan setia melindunginya, kedekatanitu
pun bisa terjadi apa bila di antara anak dan orang tua salaing Berkomunikasi
dengan inten, demikian antara kita dengan Allah
jika kita senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah dengan datang
dalam setiap ibadah dan mendengarkan firmanya dan menjaga komunikasi kita
dengan Allah yg intens melalui doa doa kita, karena dengan sarana doa itulah kita
senantiasa berkomunikasi dengan sang pencipta kita.
Jadi yg di
harapkan adalah kita senantiasa menjaga kedekatan kita dengan Allah di dalam
segala ke adaan, baik suasana suka, duka, kesulitan , kesusahan kesusahan,
karena Allah senantiasa memenuhi janji
janjinya dalam segala keadaan, dan kita jaga agar Allah dapat senantiasa masuk
dalam setiap langkah dan kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar