Dari kiri ke kanan :Rs.Sadrah Suropranoto,Rs.Yotam Martosudarmo,Rs.Kepas Citrowiryo, Rs.Markam Martosudarmo,Rs.Tan Biangsing (hendra tansah Sami), Kasam reja Pawira,Rs.Yusak Wargomartoyo,Rs.Tansah Tikno,Rs.Yusak Sapto Hadi Paryitno.(tdk ada foto) Rs.Rs.Kardiman HDW ( Tidakada Foto ) Rs.Edy Isnugroho, Rs.Samuel hadi Widagdo

Sekelumit Tentang
Gereja Kerasulan Baru Banjar Panepen
Di Awali dari sebuah Pngabaran Injil oleh orang orang Belanda di Hindia Belanda (Indonesia) maka pemerintahan Hindia belanda pada waktu itu menempatkan para Misionaris yng tergabung dalam Kelompok Kelompok kepercayaan dan di buatlah suatu Asosiasi yg di bentuk belanda untuk menampung dan mengkoordinir Kelompok kelompok tersebut dan di beri Nama NZV.(
Bahkan para kiyai di daerah jawa sering mencari dan sowan kepadanya mereka diantaranaya Kyai Petrus Setrodiryo lahir tahun Dusun Ngabean Pandak Bantul, Kyai Jodarmo Wongsosudarmo - Krakitan, Kyai Brojo /Teruman, Kyai Setrodimejo Karanggayam Bantul, Kyai Iskak Kartodikromo Panjangan Pajangan Bantul, Kyai Singowijoyo Mangiran Srandakan Bantul, Kyai Yosapat Sonowijoyo Cangkring, Kyai Kromoinangun Plemantung Bambanglipuro Bantul lan Kyai Kertodrono Kalinampu Pundong Bantul ,
Gereja Kerasulan Baru Banjar Panepen
Di Awali dari sebuah Pngabaran Injil oleh orang orang Belanda di Hindia Belanda (Indonesia) maka pemerintahan Hindia belanda pada waktu itu menempatkan para Misionaris yng tergabung dalam Kelompok Kelompok kepercayaan dan di buatlah suatu Asosiasi yg di bentuk belanda untuk menampung dan mengkoordinir Kelompok kelompok tersebut dan di beri Nama NZV.(
Zendings Vereeniging )
Karena untuk pngabaran injil lebih luas
maka orang orang belanda mempercayakan dalam setiap kelompok ini mempunyai
pimpinan. Karena beda pandangan maka pemimpin pemimin lokal tidak lagi
sependapat dengan pemerintah belanda yg nota bene selalu mengintervensi segala
sesuatunya. Di tahun 1879 ketika sedang cuti di negeri belanda Mr. F.L. Anting
beralih ke gereja Rasuli ( Heresteld Apostolische Zendingskerk) dari rumpun
Irvingian, sekembalinya di Batavia ajaran Gereja itu di sebarkannya di jemat
jemaat yang telah didirikan sebelumnya.dan Ia mengangkat seorang Penghantar
Jemaatbernama Leonard manjadi ”Rasul” ( Apostel) untuk wilayah Jawa.Sepeninggal
F.L .Anting NZV Menerima Tangung jawab Atas Jemat jemaatnNyadan Leonrd
menanggalkan jabatan Rasul, dan di Batavia tetap berdiri jemaat ”Kerasulan”
(Apostolis) yang sebagian besar adalah peranakan ( Keturunan Belanda) dan Kerasulan Warisan Mr. Anting di Batavia
mengangkat Sadrah Suro Pranoto Menjadi ” Rasul” Di tahun 1899 Untuk Penduduk
Asli Hindia Belanda (Pribumi) dan di
masa masa kejenuhan terhadap penjajahan belanda di tanah jawa pada khususnya,
banyak masyarakat yang penasaran dan mencari keadilan dan kebenaran. Di dalam
pencariannya masyarakat mendengar bahwa ada seorang kyai yang terkenal dengan
kearifan dan kebijaksanaan serta mempunyai ilmu yg terkenal beliau adalah Kyiai
Imam Sadrah Suryo Pranoto. Yang di angkat oleh F.L. Anting Bahkan para kiyai di daerah jawa sering mencari dan sowan kepadanya mereka diantaranaya Kyai Petrus Setrodiryo lahir tahun Dusun Ngabean Pandak Bantul, Kyai Jodarmo Wongsosudarmo - Krakitan, Kyai Brojo /Teruman, Kyai Setrodimejo Karanggayam Bantul, Kyai Iskak Kartodikromo Panjangan Pajangan Bantul, Kyai Singowijoyo Mangiran Srandakan Bantul, Kyai Yosapat Sonowijoyo Cangkring, Kyai Kromoinangun Plemantung Bambanglipuro Bantul lan Kyai Kertodrono Kalinampu Pundong Bantul ,
Seirang dengan masa kepemimpinan R.Sadrah sampai dengan
tahun 1900 an banyak saudara sudari menerima Kematrean suci dari beliau ,Petrus
( Pa Mika) Dari Banten Pengikut Mr. Anting menjadi Penatua di Pangharepan. Pada
tahun 1903 ia keluar dari jemaat dan mendirikan jemaat kerasulan.
dan kelompok Kerasulan
menjalin hubungan lagi dengan kelompo Sadrah Kemudian mengangkat Seorang
Pensiunan tentara bernama J.S. Steyvers menjadi Tua tua untuk sidang
rawaselang, dan di di sinilah di berinama ” Gereja Kerasulan Baru”(GKB) dan
sebagian besar sebagian orang kristen dari jemaat NZV beralih ke gereja itu (
GKB) tetapi karena semakin sepuhnya Rasul sadrah maka di tahun 1925 beliau
wafat, dan di gantikan oleh Rasul Yotam Marto rejo, tetapi di tahun 1932 GKB Retak dan berdirilah ” Persekutuan Injil elieser karena satu dan lain hal
Rasul Yotam Martorejo di beri pengasoan di tahun 1933 dan di gantikan oleh Rasul
Kepas Citro Wiryo dan beliaupun mengaso di tahun 1940. Sementara di masa
transisi ni ( Belum ada Pengganti )sementara waktu di pimpin oleh Opsiner (
Uskup) Markam Martosudarmo , akan tetapi di tahun 1951 oste distrik Tan biang sing (Hendra Tansah sami ) dalam
pertemuan di frankurt jerman di angkat menjadi rasul distrik untuk Indonesia,
nah di sinilah mulai terjadi gesekan2 dan perpecahan pun terulang di tahun1953 dan terbentuklah ”
Gereja Kerasulan Pusaka”
menurut markam mestinya beliaulah yg
meimpin tetapi ternyata, di tahbiskan Oste distrik tan biangsing maka ada dua alasan bagi siding siding gereja kerasulan baru Selain Markam marto sudarmo yg
memegang kepemimpinan (pjs.Pejabat sementara) yg mestinya di kukuhkan dan alasan kedua adalah Tan biangsing ( hendra tansah sami yg nota bene keturunan etnis
china, sehingga pecahlah dalam kelompok
kelompok. Upaya rekonsiliasi terus dilakukan maka Rasul Tansah sami melakukan rekonsiliasi agar siding siding kembali bergabung kedalam Gereja kerasulan baru, dan sebagian sidang-sidang jemaat yang tidak mau bergabung dengan Indische Kerk menjadi Gereja Kristen Jawa. Markam Martosudarmo diikuti oleh Imanredja, Tedjomartono,Wargomartoyo, mendirikan “perkumpulan” Masehi Kerasulan Indonesia Hulu Bangsa
Sebulon (MKIHBS). dan Prister Wangsantana yg
merupakan Prister pertama untuk MKIHBS Untuk daerah Karsidenan banyumas di
nobatkanmenjadi Oste sebelum Iman reja.
banyak dari berbagai
wilayah di daerah jawa sehingga di daerah banjarpanepen yg sebelum nya sering
sowan yg waktu itu di pimpin oleh Oste Wangsantana
sesekali sowan kepada Kyiai Imam Sadrah Suryo Pranoto di daerah Kutoarjo. Di masa masa transisi inilah terhenti
komunikasi itu.
Maka di tahun 1956 Rasul
distrik Tan biangsing ( Hendra tansah sami memanggil Semua Pengurus dan Imam
MKIHBS untuk bergabung kembali.diantaranya: Markam
Martosudarmo dari Langenrejo, Imanredja
dari
Maos Cilacap, Wangsatana dari Banyumas,Tedjomartono dari Langenrejo, Wargomartojo dari Krakitan
Bantul Yogyakarta.
Maka dari hasil perundingan itu di awali di tahun 1956 Pasamuan Selanegara (Banjarpanepen) Membangun sebuah Sidang kurang lebih 400 meter dari gereja yg awal di yaitu di Desa Banjarpanepen, maka pada saat peresmian itu juga MKIHBS Banjarpanepen Bergabung kembali ke Gereja kerasulan Baru. yang di ikuti oleh wilayah lain di sekitarnya yaitu Grujugan, Karangtawang, Tritih, Cengal (Karang sari) Karena Tuhan Allah maha pengasih senantiasa membukakan jalan bagi para dombaNya, maka setelahbergabung kembali Sidang Banjarpanepen Mendapatkan Seorang Pristerpengantar untuk yg pertamakalinya yaitu Prister Kartawireja.
Maka dari hasil perundingan itu di awali di tahun 1956 Pasamuan Selanegara (Banjarpanepen) Membangun sebuah Sidang kurang lebih 400 meter dari gereja yg awal di yaitu di Desa Banjarpanepen, maka pada saat peresmian itu juga MKIHBS Banjarpanepen Bergabung kembali ke Gereja kerasulan Baru. yang di ikuti oleh wilayah lain di sekitarnya yaitu Grujugan, Karangtawang, Tritih, Cengal (Karang sari) Karena Tuhan Allah maha pengasih senantiasa membukakan jalan bagi para dombaNya, maka setelahbergabung kembali Sidang Banjarpanepen Mendapatkan Seorang Pristerpengantar untuk yg pertamakalinya yaitu Prister Kartawireja.
Pra Sejarah (MKIHBS)
Prister : Idris Wangsantana
Oste I : Idris Wangsantana di angkat oleh Rasul Sadrah Suropranoto sebelum pecah menjadi MKIHBS
Oste II :Abas Iman Reja, (cilacap) Masa Masa (MKIHBS) dan di kukuhkan kembali setelahbergabung kembali ke GKB
Gereja kerasulanbaru Ostenya adalah Tan Biangsing ( Hendra Tansah Sami )
MKIHBS Bergabung ke GKBI sekitar tahun 1956 dan Oste Abas iman reja (MKIHBS) tetap menjadi Oste distrik untuk GKBI dan Oste distrik Tan Biangsing Menjadi Rasul Distrik
GenerasiI Gereja Kerasulan Banjarpanepen
Oste Distrik I :Abas Iman Reja
Prister Penghantar : 1. Kartawireja
Di bantu oleh
Prister .Karyomiharjo
Prister. Sukarjo
Diaken. Partomiharjo
Diaken. Suwarto
Diaken. Enoh Kartowiono
Diaken. Turun Hadisiswoyo
Prister Penghantar : 2. Y. Wangsa Pawira
Di bantu oleh
Prister .Karyomiharjo
Prister. Sukarjo
Diaken. Partomiharjo
Diaken. Suwarto
Diaken. Enoh Kartowiono
Diaken. Turun Hadisiswoyo
Tapi di tahun 1957 Prister Kartawireja di Tugaskan Ke Sumatra Oelh Rasul Tan biang sing untuk menjadi Oste Distrik di wilayah Sumatra yg ber pusat di Lampung. Setelah Prister Y. Wangsa Pawira Mengaso Maka Penghantar di gantikan Oleh
Prister Penghantar : 3. Karyomiharjo
Dibantu Oleh
Prister. Sukarjo
Prister. Suwarto
Diaken. Heno Kartowiono
Diaken. Sastropawiro
Diaken. Yonodiharjo
Maka di Tahun1975 .Rasul Tan Biang Sing Mengangkat Diaken Turun Hadisiswoyo Menjadi Evanglist 19 Agustus 1977 kemudian 28 Januari 1978 dithabiskan menjadi Ouste Distrik. Karena Perkembangan yg pesat di daerah Banjarpanepen dan sekitarnya Grujugan, Karangtawang, Tritih, Cengal (Karang sari) maka Diaken Heno kartowiono di tahbiskan menjadi prister dan beberapa tahun kemudian Prister Heno Kartowiono di thabiskan Menjadi Evanglist Pasamuan di tahun 1992
Penghantar : 4. Evanglist. Heno Kartowiono
Di bantu oleh
Prister. Karyomiharjo
Prister. Sukarjo
Prister .Suwarto
Prister Yonodiharjo
Dk.Partomiharjo
Dk.Sastropawiro
Dengan Perkembangan yang sangat pesat maka di bangunlah Bangunan Gereja Yang Permanen di Banjarpanepen yang berkapasitas 70-100 anggota sidang dan Prister dari sidang banjar panepen juga melayani beberapa sidang di sekitarnya seperti. Sidang Karang Gedang ( Clcp) Purwokerto, Grujungan Karang tawang Tritih , Cengal.( Karang sari).dan mengutus Prister Sukarjo untuk melayani di wilayah wilayah ini, dengan di bantu seorang prister dan Seorang diaken, dan di tahun tahun berikutnya di buatlah sistem bergilir untuk prister prister yng lain untuk dapat melayani di sidang sidang tersebut. seiring dengan perkembagannya masih dalam pimpinan rasul hendra tansah sami maka gereja yang di bangun tidak lagi bisa menampung anggota jemaat. Maka dibangunlah di sebelah timur gereja yg pertama dengan kapasitas 100 – 500 Jiwa dengan.
Dan beberap tahun kemudian Prister Karyo miharjo mengaso dan beberapa tahun kemudian Sukarjo juga Mengaso tapi beberapa tahun kemudian Evanglist Heno Kartowiono sakit maka di beri pengasoan.Maka Beberapa tahun Sidang banjarpanepen tidak mempunyai Penghantar sidang. Maka pada tahun 2008 Diaken Slamet yang baru beberapa bulan menjadi Diaken Di Thabiskan menjadi seorang Prister Penghantar.
Prister Penghantar : 5. Selamet
Di bantu oleh
Prister : Yonodiharjo
Prister : Martodiharjo
Prister : Sunarko
Prister : Wagiman
Prister : Sugiono
: Anggit
Diaken : Hadi Suroso
Diaken : Sudarno
Diaken : Mujiono
Diaken : Basuki
Diaken : Kartius Widodo
Diaken : Tugiman
Diaken : Wasirin (alm)
Di Tahun 2010 Diaken Anggit di thabiskan menjadi prister
Oleh satu dan lain hal Pr.Selamet yang masih beberapa tahun menjari Penghantar di beri pengasoan di tahun 2015 dan sebagai pengganti Penghantar Sidang di thabiskan Pr.Wagiman Sebagai Evanglist.
Penghantar :6. Ev. Wagiman
Di bantu oleh
Prister : Yonodiharjo
Prister : Martodiharjo
Prister : Sunarko
Prister : Sugiono
Prister : Anggit
Diaken : Hadi Suroso
Diaken : Sudarno
Diaken : Mujiono
Diaken : Basuki
Diaken : Kartius Widodo
Diaken : Tugiman
Demikian Sekelumit Tentang Gereja
kerasulan baru Banjarpanepen Sejarah ini saya tulis berdasarkan informasi dari
Nara Sumber yang merupakan saksi Hidup Sejarah perkembangan dari masa ke masa
ada pun cerita yg hangat tidak di tulis secara detail karena ini di ambil
benang merahnya saja,.adapun
Referensi yg di ambil dari Tulisan Dr.Th.Van den end. Buku"Sumber sumber Zending ttg sejarah gereja di Jawa Barat 1858-1963 Hlm.32-33. dan
Referensi yg di ambil dari Tulisan Dr.Th.Van den end. Buku"Sumber sumber Zending ttg sejarah gereja di Jawa Barat 1858-1963 Hlm.32-33. dan
Ref.Ststus hukum Sejarah GKBI
: Pada era ini, secara
hukum Indonesia Gereja Kerasulan, berganti nama menjadi “Gereja
Kerasulan Baru di Indonesia”,yang berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat,
merupakan pengganti yang sah menurut hukum dari: “De Hersteld Apostolische
Zendinggemeente in de Eenheid der Apostelen in Nederland en Kolonien afdeling
Indonesie”.Gereja ini telah ada di Indonesia sejak zaman Pemerintahan Hindia
Belanda berdasarkan Koninklijk Besluit No.39. tanggal 5 Agustus 1902, jo.
No.57. tanggal 14 November 1910, jo. No.58. tanggal 26 April, jo. No.50.
tanggal 23 November 1931, jo. No.43. tanggal 9Desember 1937. Gereja Kerasulan
Baru di Indonesia menjadi bagian dari Gereja Kerasulan Baru yang bersatu dan
manunggal sebagai G e reja Kristus di bawah kepemimpinan Rasul Kepala J. G.
Bischoff yang berkedudukan di Frankfurt am Main, Jerman.
Bio Data Penulis
Nama : Sepsianto
Anak dari Prister Sukarjo dan Ny.Karsinah
Cucubuyut dari : Diaken. Abdel Cawikarsa (kakek dari Prist Sukarjo)
Cucubuyut dari : Ouste Wangsantana (kakek dari Ibu Karsinah)
Adik Dari : Prister. Sakimin ( Bintang Bulan)
Adik Dari : Prister Yunus ( Jambi )
Adik Dari : Diaken.Kartius Widodo ( Banjarpanepen)
Dan Banyak Sudara saudari yang lainnya yg tidak dapat di sebutkan satu persatu apresiasi kami sampaikan kepada Pakde, Paklik dan lain lainnya yg merupakan Jawatan Distrik.