Kamis, 30 November 2017

AMBIL BAGIAN DALAM KEMULIAAN MASA DEPAN




Catatan dari Ibadah akhirbulan Nov 2017
Rom 5 : 1,2
 



Masa depan, ketika kita berbicara perihal masa depan tentu kita memikirkan segala perkara yang akan datang , yang belum kita ketahui , tetapi kita akan mengusahakan dengan maksimal untuk sebuah masa depan itu dengan sebuah Perencanaan yang baik dan matang serta teratur (intens) dan tentu saja kita mempunyai pengharapan atas perencanaan masa depan itu sendiri. Jika masa depan kehidupan Jasmani, Kita bisa merancang sedemikian padahal itu sifatnya sementara.

Apa lagi jika kita merancang satu perencanaan masa depan yang kekal, kita di harapkan mempunyai perencanaan yang matang dan berkelanjutan. Karena kita mempunyai pengharapan masa depan ini dengan pengharapan yang pasti, seperti pastinya matahari yang terbit di pagi hari  seperti itulah pengharapan akan kepastian kedatangan Kristus kembali.  Untuk menyongsong sebuah kepastian itu tentu pengharapan kita tidak hanya sekedar berharap tanpa berbuat apa apa  tetapi kita harus membangun perencanaan untuk menyambutnya dengan matang. Demikianlah juga menjadi perhatian besar Rasul Paulus tidak hanya memperingatkan sidang jemaat di Roma  untuk memegang teguh kepercayaan mereka pada kedatangan kristus kembali, bahakan untuk bersuka cita akan hal ini.

Sebagai manusia tentu saja kita tidak pernah tahu kapan Yesus akan datang hal ini diperingatkan kepada kita oleh yesus sendiri “ Karena itu Berjaga jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhan mu datang (mat24:42-44) dan juga dalam (Mat 24:37-39, amat 25 : 1-13) yang mengisaratkan bahwa kedatangan Yesus adalah sesuatu yang tiba tiba.

Dalam hal ini kita di minta bie siap siap ( Berjaga jaga) yang pada dasarnya kita hendaknya mempunyai perencanaan untuk menyongsong kedatangannya itu dengan baik dan benar, berjaga jaga karena kita tidak tahu waktunya, juga mempunyai makna, kita bersiap siap setiap saat, setiap waktu untuk itulah sebuah perencanaan yang matang dan aktif di perlukan. Sementara Tuhan Menyiapkan tempat bagi kita dan para Rasul yang hidup saat ini sebagai Planner  yang menyiapkan kita sebagai pengantin perempuan Tuhan membentuk kita dengan persiapan persiapan(Perencanaan yang matang) untuk menyongsong sebuah masa depan yang kekal, di dalam ciptaan yang baru. Dan jaminan peristiwa ini akan terjadi (Way 22:6,7,20)  tentu saja hal ini dapat di raih dengan kepercayaan kepada Kristus Dengan : Kelahiran, Kematian, Kebangkitan,Kenaikan dan tentu saja yang menjadi harapan kita semua yaitu Kedatangannya Kembali.

Jumat, 03 November 2017

BELAJAR DARI ANAK KECIL UNTUK MENGENALI ALLAH & MASUK KEDALAM KERAJAANNYA



Dasar Firman Matius 18 : 1-5 
Catatan Awal Bulan, Dari Sebuah Ibadah
Oleh : Sepsianto

Tuhan selalu memberikan contoh dan perumpamaan yang jauh diluar logika berpikir kita sebagai manusia. Itu berarti menandakan bahwa kita masih jauh dari apa yang Tuhan Inginkan, banyak sekali contoh nya seperti : Barang siapa menolong/ melayani hamba ku yang paling kecil/Hina  dia telah melayani/menolong Aku, berbahagialah orang yang teraniaya, dan lain lainnya dan sekarang kita mesti belajar kepada Anak Kecil,

Jika kita kenali  judul di atas “Sejati” itu bermakna  “Yang sesungguhnya”,  dalam matius 18 ini  Yesus mengajarkan kepada murid muridnya untuk mengenali “ Kebesaran yang sesungguhnya” Karena ketika membicarakan Kerajaan Allah. Murid muridnya menanyakan “Siapa yang terbesar Dalam kerajaan Allah, tetapi Yesus Menjawab  Aku berkata kepada mu “ Jika kamu Tidak bertobat” dan “Menjadi seperti anak kecil “ ini  kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah (Surga)
sebelum membahas ayat yang berikutnya mari kita  telaah terlebih dahulu 2  statement  yesus kepada murid muridnya : 

1.      Jika kamu Tidak bertobat”   

apa maksud yesus dengan perkataan ini  apakah murid muridnya membuat kesalahan..?  apakah murid murid ini berbuat dosa dengan pertanyaannya...?  , mereka telah hidup bertahun tahun dengan Yesus tetapi mereka belum juga mengenali apa yang yesus kehendaki. Allah/Yesus tidak hanya melihat apa yang manusia lihat, yesus melihat kedalaman hati mereka, dengan melontarkan pertanyaan itu Yesus mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, dan yang di sesalkan oleh yesus adalah, Ternyata murid muridnya masih melihat dari sisi manusiawi saja yesus melihat bahwa mereka masih memikirkan hal hal yang berkenaan dengan “Kekuasaan” dan “Kehormatan” semata mereka berpikir telah melakukan apa yang menjadi kehendak Allah, telah berbuat banyak untuk Allah, Telah lama Melayani Allah...dan lain lain ...dan lain lainnya, pada hal mereka mestinya tahu hal kerajaan Allah bukanlah Kekuasan dan kehormatan manusia. Maka yesus mengatakan kepada Murid muridnya ini untuk “Bertobat” atas apa yang ada di dalam hati mereka. 
2.      “Jika tiidak Menjadi seperti anak kecil”

Mengapa Yesus menujuk seorang anak kecil sebagai contoh kongkrit kepada murid muridnya
Apa yang di katakan Yesus “ Barang siapa “merendahkan diri”  dan menjadi seperti anak kecil ini  dialah yang terbesar dalam kerajaan Allah (Surga)  dan barang siapa menyambut seorang anak kecil dalam nama Ku , ia menyambut Aku..! yesus ingin mengatakan bahwa Untuk masuk ke dalam kerajaan Allah (Surga) Sifat seperti anak kecil adalah Prasaratnya dan itulah  tanda kebesdaran yang sejati

Mengapa yesus mengambil contoh  seorang anak kecil  mari kita coba lihat dari sifat anak kecil, anak kecil memiliki sikap  :
a.      Kemenurutan

Sebuah Kemenurutan seorang anak kecil patut kita tiru dan teladani, sebagai contoh kongkrit apa bila kita berjanji kepada seorang anak kecil, misalnya ketika orang tuanya hendak berpergian tetapi anaknya ingin ikut, maka orang tuanya memberikan janji ketika orang tuanya pulang akan di bawakan Sesuatu/Oleh oleh, maka sanak akan “Menurut” dan menunggunya sampai orang tuanya benar benar pulang. Demikian juga dengan jiwa kita, Yesus Sedang pergi kerumah Bapanya dan IA berjanji ketika Ia datang Nanti kita akan di bawanya serta kerumah BapaNya, tentu kita diharapkan dapat mencontoh keteladanan anak kecil ini yaitu “ Kemenurutan”


b.      Kepercayaan



Dari contoh kemenurutan diatas kita juga bisa lihat aspek yang lainnya yang saling terkait, yaitu “Kepercayaan” Ketika si anak ini di beri janji oleh orang tuanya tanpa berpikir “ini...dan itu...” tetapi  anak kecil ini “Percaya” kepada orang tuanya tidak menyangkal , tidak takut di bohongi dan lain lain. Demikian juga Jiwa kita ketika telah di berikan Janji hendak nya kita juga tanpa bertanya ini dan itu...apakah...Betul Tuhan Akan datang...Kapan Tuhan Datang...kok naga datang datang dan lain lainnya, tetapi kita juga belajar kepada sifat anak kecil ini juga mengenai “Kepercayaan”

c.      Kesetiaan

Sebuah Kesetiaan tidak di ragukan lagi Bagi anak kecil, ketika ia telah di beri janji maka anak kecil ini akan Setia Menunggu, bahkan dari Kemenurutan,Kepercayaan, serta kesetiaannya kepada Janji orang tua tadi ia mampu “Bersaksi” dengan menceritakan kepada teman temannya, bahwa ketika orang tuanya pulang nanti si anak akan di berikan, dibawakan Sesuatu. Demikian juga dalam kehidupan Rohani, Kita hendaknya ketika kita ada dalam Kemenurutan, Kepercayaan, dan kesetiaan kita kita juga dapat mampu untuk bersaksi dalam kehidupan kita.

d.  Pengandalan



Dari Ketiga Sifat di atas kita juga bisa belajar tentang “Pengandalan Sang anak ini kepada orang tuanya, Anka ini tidak mempertanyakan apakah orang tuanya mampu membelikan sesuatu, tetapi anak ini mengandalkan orang tuanya dan yakin.
Demikian juga selain kita melihat dari kelebihan sifat dari anak kecil ini kita juga hendaknya mampu untuk melihat Kelemahan, kelemahan anak kecil ini sebagai  sebuah potensi/Kekuatan ( Bukanlah Sebagai Kelemahan)

 


Disisi lain anak kecil juga merasa lemah sehingga membutuhkan

e.      Ppertolongan

Seorang anak kecil tidak lah bisa untuk berprilaku Munafik hal ini bisa kita lihat ketika ia membutuhkan pertolongan dia tidak pernah merasa Kuat, merasa Mampu, Merasa Bisa tetapi berharap untuk di beri pertolongan, demikian juga jiwa kita hendaknya kita mampu untuk tidak munafik dan merasa sok Tahu, sok ngerti, merasahebat seperti cerita seorang pemuda yang kaya yang sudah merasa melakukan seluruh perintah Allah tetapi di suruh menjual seluruh hartanya dan mengikut Tuhan ia keberatan. Dalam hal ini kita hendaknya mampu untuk bisa menyadari betul bahwa kita adalah manusia pendosa, tak bisa meraih segala sesuatu kecuali atas kemurahan Allah. (( Rancangan ku bukanlah rancangan Mu) Yes 5 :8))

f.      Perawatan

Selain  Membutuhkan Pertolongan Anak kecil Juga Memerlukan Perawatan Orang Tuanya Ketika sakit dia tidak mampu untuk merawat dirinya sendiri, demikian juga kita hendaknya kita juga memerlukan perawatan dari hamba hamba Allah, memerlukan penyegaran sehingga merasa perlu, merasa haus akan kebenaran Tuhan, dan berserah diri dalam Perawatan Hamba Hamba Allah

g.      Tuntunan

Selain Perawatan anak kecil juga membutuhkan Tuntunan Orang tuanya untuk dapat belajar Berjalan, dan berlari, demikian juga jiwa kita kita tidak pernah merasa bisa berjalan apa lagi berlari tanpa Tuntunan dan bimbingan Hamba  hamba Allah melalui firman, Kemurahan, Sakrament dan kemurahan Allah Lainnya.

h.       Kesederhanaan

Kepolosan seorang anak kecil tersirat, tergambar bahwa ia memiliki Kesederhanaan, demikian juga jiwa kita hendaklah untuk dapat mencontoh, meneladaninya kita tidak perlu merasa,bisa merasa pintar, merasa lebih tahu, karena ada seorang filum yang mengatakan,” Ketiaka Seseorang merasa tahu apa apa  dari pada apa yang mestianya dia ketahui itulah orang yang tidak tahu apa apa “ tetapi ketika ada seorang yang mengatakan dirinya tidak tahu apa apa maka dia lah orang yang mengetahui banyak hal” Jadi Intinya Tuhan Mengajarkan selain Kemenurutan,Kepercayaan, kesetiaan dan pengandalan Tuhan Juga Mengajarkan Kesederhanaan. Dan ketika Ida sudah mengenali, memahami dan malkukan apa yang di contohkan dalam sifat anak kecil maka Allah juga berjanji dalam ayat 4  “ Sedangkan barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Allah/Surga.