Kamis, 13 Maret 2014

BERBAHAGIALAH ORANG YG MISKIN



Sebuah catatan dari sebuah kebaktian 9 maret 2013
Oleh : sepsianto

Dasar Firman Matius 5 : 3
Berbahagialah orang yg miskin di hadapan Allah, Karena Merekalah yang empunya kerajaan Surga.

Kata kata miskin identik dengan, Ketidak mampuan, Kekurangan dan tidak ada hal yg bisa di banggakan itu sangat jelas kita lihat dalam kehidupan secara jasmani, bahkan pemerintah juga telah menentukan kriteria kriteria miskin, di mana seseorang di anggap miskin jika mempunyai penghasilan 7000/hari atau sekitar 211.000.bulan. itu lah kriteria miskiin secara dunia.


Oleh karenanya semua manusia berlomba lomba untuk meningkatkan hidupnya supaya lebih baik bahkan supaya menjadi kaya karena kaya identik dengan kebahagiaan, kepuasan karena apa yg di mau dapat bisa di miliki dan di belinya dengan kekayaannya, orang
berlomba lomba untuk menjadi kaya bahkan  tidak mau menyia nyiakan waktu sedikitpun karena berprinsip “Time is money”  mereka yg mengejar kekayaan menganggap bahwa dengan kekayaan mereka memperoleh hidup yg bahagia benarkah demikian...? mari kita lihat cerita seorang yg kaya ketika hendak mengikut tuhan apa yg terjadi...dia tidak rela meninggalkan hartanya dan mengikut tuhan. Maka seperti yg tertulis di matius 6 : 21 karena dimana hartamu berada di situ juga hatimu berada.

Tetapi apa yg akan di bicarakan disini adalah bukan membahas kaya tau miskinnya kehidupan Jasmani kita, mari kita bahas yg tertulis di dalam :

 Matius 5 :3
Berbahagialah orang yg miskin di hadapan Allah, Karena Merekalah yang empunya kerajaan Surga.

Ada hal yg perlu kita ingatkan adalah bhwa hikmat nausia tidak dapat mampu memahami kekuatan Allah, rahasia Allah tidak terungkap pada hikmat hikmat manusia melainkan kepada mereka yang miskin  secara rohani, lalu apa makna dari ayat ini jika kita telaah dengan kaca mata dunia bagai mana mungkin orang yg miskin itu baha gia, yang ada hanyalah penderitaan dan kehawatiran, tetapi bagaimna jika kita lihat dari sudut pandang yg lain (secara Rohani ) dalam hal ini kita lihat dengan kacamata rohani kita,  jangan di pahami secara harafiah, jika kita ilustrasikan seperti yg di atas bahwa “MISKIN” berarti (KETIDAKMAMPUAN, KEKURANGAN, TDK ADA YG MEMBANGGAKAN) atau dengan kata lain merendahkan diri kita di hadapan allah mari kita pahami  Apakah artinya miskin di hadapan Allah? Bila kita pelajari kata ini, kita mendapatkan bahwa sebenarnya kata 'miskin' itu sendiri dalam bahasa Ibrani berarti 'kerendahan hati'. Artinya itu sendiri adalah 'kelembutan hati'. Anda bisa melihatnya misalnya di dalam Ams. 16:19 di mana kata Ibrani untuk 'miskin' dalam konteks itu, sangat jelas adalah 'kelembutan hati', atau 'kerendahan hati'. istilah miskin secara rohani mengacu kepada pengakuan ketidak berdayaan dan ketidak mampuan berserah diri dan mengandalkan Allah,

Tetapi yang terpenting adalah  kita harus tahu apakah kita tergolong yang miskin atau kaya. Adalah tragedi besar bahwa beberapa orang yang miskin, namun berpikir bahwa mereka kaya. Hal ini sering terjadi di antara orang Kristen, terutama generasi sekarang.


Sepertihalnya orang yg miskin secara duniawi orang itu pasti menyadari ketidakmampuannya di hadapan orang lain sehingga masih membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Berbeda dengan orang yg menganggap mampu di dalam kehidupannya, di mana dirinya tidak lagi membutuhkan orang lain karena merasa mampu.

Demikian juga kehidupan kita secara Rohani di hadapan Allah, Allah berkenan kepada mereka yang  menyadari dirinya tidak mampu di hadapan Allah (andap asor) menyadari dirinya adalah bukan apa apa menyadari bahwa hidupnya tanpa peranan Allah tidaklah berarti, tidak lah berarti apa apa, sehingga merasa kurang  merasa haus akan firman Allah  sehingga ada usaha untuk selalu berusaha untuk senantiasa datang kehadirt  allah dalam setiap kesempatan yg allah berikan, allah senang dengan orang yg miskin karena tidak ada yg perlu di sombongkan , tidak ada yg di banggakan, tidak ada rasa cukup sehingga terus berusaha, sehingga Satu-satunya cara agar manusia dapat menjadi miskin di hadapan Allah adalah melalui pertobatan dan menjadi ciptaan baru. “Pertobatan” kita harus mulai dengan Mzm. 51:1: "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu; hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku."

Sehingga  andingnya mereka yang miskin secara rohani   di hadapan Allah di gambarkan sebagai yang berbahagia  karena mereka dapat menerima kemurahan Allah dan kita dapat di perkenankan untuk bersama sama dengan Allah tinggal dalam kerajaannya.