Senin, 13 Desember 2010

KEBERLANJUTAN KEIMANAN MELALUI KEPEKAAN


Renungan Natal 2010
Oleh Sepsianto

Sustainable (Berkelanjutan ) itulah pertanyaan besar yang menjadi tantangan kita kedepan dalam pertumbuhan sidang jemaat pada umumnya, dan perkembangan keimanan pada khususnya.kenapa demikian….? Dengan Apa dan bagaimana agar tetap bisa berkelanjutan...? Pertanyaan ini muncul di beberapa sidang yang berada di daerah, atau mungkin pedalaman…!

Kenapa Demikian....? 

 hal ini di karenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan jasmani yg berimbas pada kehidupan kerohaniannya. Halini juga berkaitan dengan Program 1/ Mil yang di galakan Beberapa tahun yang sudah lewat. Jika program 1/mil adalah program yg sangat bagus dalam pertumbuhan suatu sidang jemaat. Bisa kita bayangkan jika 1/mil ada sidang. Berapa banyak anak anak allah yang ada di muka bumi ini. Akan tetapi bisa kita lihat perkembangan yg berkembang cepat justru di Perkotaan, sedangkan di daerah daerah. Justru perkembangan bisa di katakan tidak ada peningkatan. Hal ini karena mereka ber migrasi ke perkotaan. Sedangkan di sidang perkotaan kewalahan menampung Anak anak Allah sebagai dampak Urbanisasi.dan pertanyaan kembali muncul jika sidang di perkotaan itu bertambah anggota nya makin banyak makin banyak dan itu adalah perpindahan dari sidang di daerah apakkah itu bisa di sebut Perkembangan...? atau Perpindahan..? pertanyaan inilah yg menunggu jawaban, inti dari Keberlanjutan adalah Berkembang, bertambah sehingga berlanjut terus ke generasi selanjutnya dan bertambah baik itu dari faktor keturunan tauapun penambahan yg memang dari Luar (mualaf) sehingga kita diharapkan lebih peka dan peduli dalam menyikapi permaslahan ini.

Padahal jika kitalihat Anak anak dalam satu sidang jemaat atau bahkan dalam satu Distrik kita dapati banyak sekali anak anak secara khasat mata, nah mereka mereka inilah yang akan membawa misi keberlanjutan itu. Karena merupakan generasi generasi penerus dalam pertumbuhan sidang ( Distrik itu sendiri ) akan tetapi apa jadinya jika dalam satu sidang jemaat di daerah yang ada tinggal Anak anak dan Nenek/Kakek kakek. Karena pada saat anak anak itu tumbuh menjadi remaja dan telah menyelesaikan Study di tingkat SMP/SMA anak anak ini akan bermigrasi ke perkotaan dangan berbagai alasan, baik itu mencari pekerjaan, melanjutkan Study dan lain lainnya. lalau bagai mana solusinya…? Hal inilah yg patut kita cermati bersama. dan menjadi tugas semua anak anak Allah.

Hanya satu kata yg kita semua ingin dengar dalam kehidupan kepercayaan kerohanian kita adalah KEBERLANJUTAN,( Sustainable ) dalam arti kata Generasi generasi penerus Anak anak, remaja akan menggantikan yg tua tua yang akan meninggalkan jasadnya di bumi ini. Kenapa keberlanjutan yg di usung dalam tema ini, karena kepercayaan bisa saja mandeg, berhenti tidak , bertumbuh , tidak berkembang atau tidak terpelihara dengan baik,( Sebagai Contoh dalam Satu Keluarga Kerasulan dg 5 Anak akan tetapi hanya 2 anak yg bisa tetep mengikut Yesus dan sisanya meninggalkan Kristus )itu Namanya Tdk Sustainable,dan di situlah kepercayanan menjadi Mandeg tidak ada kelanjutannya.hal ini banyak sekali di alami di Daerah daerah di Indonesia, di dalam kehidupan kerohanian sebetulnya di berikan talenta masing masing sesuai dengan ukuran dan kemampun kita. Akan tetapi Allah berkeinginan agar seberapa pun talenta yg kita miliki jika itu di kembangkan dan menjadi tumbuh, berkembang bertambah, sehingga bisa di sebut Berkelanjutan.( Sustainable ) Baik itu di dalam diri kita sendiri atau dalam satu sidang jemaat bahkan bisa lebih luas lagi.

 Dengan Apa dan Bagaimana...?

karena dalam kehidupan tak ada satu perbuatan pun yang tak memiliki imbalan (konsekwensi) Itu hukum dunia, tak ada yang tak ingat masa lalu, tak ada yg tak punya masa depan, tak ada yang hanya dapat menggenggam masa kini. Tak ada yang tak punya hak, tak ada yang tak memiliki kewajiban apapun, hanya ada kebutuhan dan keinginan itulah cara meraih Kehidupan, itulah Cita cita.dan itulah Manusia. karena, daging telah menyelimuti kulit dan darah mengalir membakar Nafsu, Amarah, Iri dengki, egois,kesombongan, Congkak, Itulah Manusia. dan kesadaran harus tumbuh dalam diri manusia, yaitu menyadari bahwa selama manusia mendiami tubuh maka dia masih jauh dari Tuhan.namun di harapkan bahwa kita dapat mengesampikan atau menomor duakan atau minimal balance dalam  kehidupan jasmani dengan kehidupan rohani kita sehigga  Misi keberlanjutan keimanan bisa berjalan.

Seperti misalnya dongeng di negri ini yang sedang belajar BERDEMOKRASI tetapi Pluralisme menjadi pudar, budaya ketimuran mulai luntur, tatakrama mulai tak jelas, kebebasan beragama mulai terusik, pendirian tempat ibadah makin sulit , Sopan santun menjadi nomer ke sekain, Kerukunan mulai renggang, semua kasus mulai terangkat, yg Baik merasa punya hak, yg jahat pun merasa punya hak, semua berkomentar, semua menghakimi, merasa paling benar dan yg lainnya salah. dan Aliran Alairan Radikal mulai mengembangkan sayap karena juga merasa punya hak .itu semua terjadi karena RASA TAKUT, KECURIGAAN, KEHAWATIRAN dan lain lain dan lain lain dan lain lainnya...? itulah MANUSIA…!” tapi ketahuilah wahai NEGRI ku BAIK dan BURUK, SALAH dan BENAR Itu adalah ukuran MANUSIA, tetapi ukuran TUHAN “Baru Berprasangka Buruk saja Sudah BERDOSA” Jadi Manusia manakah yg Akan memiliki SURGAnya…? Taukah kalian wahai manusia siapa di antara kalian yg akan Mendiami Surga jika di antara kalian merasa paling benar….? Paling Baik…apakah dapat bisa di katakan Sustainable (berkelanjutan) kepercayaan itu jika keadaannya demikian...?

Saudara dan Saudari yang kekasih akan tetapi kemurahan datangnya dari DIA yang telah terlahir untuk kita semua untuk membebaskan dari Cengkeraman Si Ular dan meremukan kepalanya.dan kita di bebaskan dari semuanya itu. Maka dengan datangnya Dia kita jadi bisa memiliki Kasih, baik Kasih kita kepada Tuhan Allah Bapak kita atupun Kasih terhadap Sesama Manusia, dan itu di wujudkan dan di tuangkan dalam HUKUM KASIH yag Ia Ajarkan kepada Umat Manusia, untuk dapat memiliki kasih sayang, kelemah lembutan dan dari segala macam sifat sifat kedagingan (MANUSIA) dan menumbuhkan Rasa Peduli dalam sanubari Manusia, sehingga Manusia di sebut Sebagai Mahluk Tuhan, Mahluk Sosial, yg merupakan Mahluk yg paling sempurna dari pada Mahluk mahluk ciptaan Allah yg lainnnya, karena di karuniai Akal budi dan Rasa Kepedulian terhadap sesamanya.

Rasa peduli adalah ibarat batu bata untuk bangunan yang bernama KASIH. Tanpa adanya kepedulian tidakmungkin tedapat rasa kasih pada seseorang. Apa yang di maksud dengan kepedulian ..? kepedulian adalah kesanggupan untuk peka terhadap kebutuhan orang lain serta menempatkan diri dalam keadaan orang lain ( Empati ) dan peduli adalah soal bagai mana kita memperlakukan sesama kita.lalu apakah hubungannya dengan kemajuan dan perkembangan (Keberlanjutan) keimanan kita  dengan kepedulian, keberlanjutan juga akan sangat mengalami kendala jika kita tidak bisa memelihara kepedulian kepada sesama  baik itu sesama anak anak Allah ataupun Sesama manusia. jadi kepedulian sangat di utamakan dalam rangka menunjang keberlanjutan keimanan kita.  kita ambil sebuah contoh jika kita melihat sudara/i kita seiman yg sedang dalam kesusahan (secara materi maupun moril ) lalu kita sebagai saudara/i seiman tdk ada yg peduli  tetapi oranglain ( umat yg lain ) lebih peduli  ada kemungkinan bahwa Keimanan itu tidak sustainable. tidak berkelanjutan karena mungkin dalam  keadaan sulit itulah pertimbangan pertimbangan Rasionallah yg lebih dominan. untuk itulah,

Menunjukan kepedulaian, bersikap baik hati, mau berbagi, menolong dan memberi adalah cara cara kita untuk menunjukan bahwa kita peduli. Peka yang di bicarakan di sini bukan berarti sikap orang yang perhatiannya tertuju ke dalam, kepada dirinya ( Self-centered ) sehingga mudah tersinggung perasananya , melainkan sifat orang yang perhatiannya tertuju keluar, kepada orang lain yang mudah merasa iba kepada orang lain ( extra-centered sensitivity ) kepekaan dan kepedulian membuat orang melihat keluar dari dirinya dan menempatkan dirinya di dalam orang tersebut atau menyelami perasaan dan kebutuhan orang lain, lalu menanggapi dan melakukan perbuatan yang di perlukan untuk orang lain dan dunia di sekelilingnya sehingga saudara/i kita bisa tetap bertahan sehingga dapat berkesinambungan dalam pertumbuhan keimanan kita.

Kepekaan dan kebijaksanaan ini yg semakin di lupakan oleh sebagian Manusia Pada umumnya dan ini pun terkadang bisa kita lihat dalam lingkungan kita sendiri ( Sidang Jemaat ) Kepedulian, kepekaan terhadap saudara sudari kita kadang terabaikan, terlupakan oleh kesibukan dan aktifitas yg lebih kepada kepentingan diri sendiri, atau bahkan karena Status social atau bahkan latar belakang pendidikan yg kita miliki sehingga kita merasa “lebih” dari pada orang lain, sehingga sering kali kep[ercayaan /keimanan itu menjadi tidak Sustainable ( Keberlanjutan)  Hal inilah yg patut kita waspadai karena Allah Bapa Surgawi Telah menujukan jalan Terang Bahkan Keselamatan untuk Kita Raih di masa masa penantian ini, jadi kita patut terus berusaha untuk patut karena Bapa surgawi akan menjemput mereka mereka yg sedang berusaha untuk meraih Kepatutan . sebab tidak ada satu manusiapun yg bisa melakukan hal yg sempurna, Karena manusia itu Berdarah dan berdaging, Irihati, Dengki, Serta SOMBONG, tapi ingat ada satu manusia yg bisa menang melawan kedagingan itu, dan dia bisa Manungaling Ka...wulo Gusti, dialah yg jadi panutan kita semua YESUS Dia Mengobati orang yg sakit, dia datang nanti bukan menjemput manusia yg sempurna, tapi Manusia yg sedang mencari kesempurnaan yg akan di jemput sebagi pengentin.

Foto Adalah Kebaktian Remaja GKB di Sidang Banjarpanepen
di ambil dari lantai 2 oleh Finda Fin fin

6 komentar:

  1. halo halo...
    ini orang purut etul????

    BalasHapus
  2. wa....wa....waduhhhhhhhhh....wehhhhhhhh siapa nih Betull....Betul...Betullll...! PURUT, BANJARPANEPEN, KALICAWANG

    BalasHapus
  3. selama manusia masih merasa diri paling bnar maka dunia akan semakin terpuruk, perbedaan tida lagi indah. mereka hanya menginginkan smuanya sama seperti mereka.

    Mery

    BalasHapus
  4. Iman Tanpa Perbuatan adalah Mati, itulah Firman Tuhan. saya setuju karena jika Iman tanpa perbuatan sama dengan Iman itu tidak berkelanjutan atau Mandeg atau Terhenti dan jika terhenti ituadalah mati.tulisan anda mengingatkan kita untuk kita tetap mengembangkan talenta yg kita miliki sehingga talenta itu menjadi, berkembang, bertumbuh,berbuah sehingga tdk Mati.

    Salam

    Oloan. S - Medan

    BalasHapus
  5. OcehanneE ...cah PURUT ki..... SirA PIYE KABARE ???? aNAKE WIS NDRINDIL....TAH.......iSIH NDOBOSAN ORA..? sALAM AE...
    KUNCORO.

    BalasHapus
  6. kuncoro ki sopo yo ...?

    BalasHapus