Senin, 22 Oktober 2012

KEBIMBANGAN

Firman minggu 15 juli 2012
Oleh : Sepsianto

Ragu ragu adalah perbuatan yang di lakukan dengan setengah hati, curiga bahkan tidak percaya, apakah kita termasuk kedalam orang yang ragu ragu dalam pengakuan keimanan kita…? Mari kita tengok kedalam diri kita masing masing, terkadang dalam kita menguji diri kita dengan keimanan kita seringkali keragua raguan itu datang. Karena dengan pertimbangan ini dan itu, sehingga muncul pertanyaan apa ia …? Apa bukan begini..? apa bukan begitu…? Kok bisa sih, masa..? dll itulah pertanyaan pertanyaan yang ada ketika kita di hantui oleh keragu raguan. Sehingga Keimanan yg mestinya kita pegang teguh kita mempertanyakannya dengan pertimbangan pertimbangan yang LOGIS dengan menggunakan Ukuran Manusia.

Jika dulu Iblis dengan berbagai macam cara untuk bisa menggoda dan merayu manusia dan selalu mencari di mana pun keberadaan manusia untuk di jadikan teman teman nya, maka pada saat ini bukan lagi iblis yang rajin dan aktif mencari manusia, jstru malah sebaliknya  Manusialah yang rajin mencari Iblis dengan segala perbuatannya,kepengin cepat kaya tetapi malas bekerja maka si manusia datang ke Iblis,yang bekerja tetapi masih belum cukup mencari cari celah unutuk bisa merauk keuntungan pribadi dengan berbagai dalih, Yang bertani bersusah payah peras keringat memohon katanya kepada Allah  tetapi membawa sesajen ke sawah, Jadi jika kita tetap hidup dalm keragu raguan dan bimbang sudah jelas kita telah di sesatkan oleh Iblis dengan pengertian pengertian jasmani.

Jika kita lihat dalam Ibrani 11:6 Tetapi tanpa Iman  tidak mungkin orang berkenan kepada Allah , sebab barang siapa berpaling kepada Allah ia harus percaya bahwa  Allah memberi upah kepada orang yang sungguh sungguh mencari Dia.
Sungguh sungguh berarti tidak ada keragu raguan percaya sepenuhnya, padahal Yesus telah sering dan banyak menunjukan tentang arti kepercayaan “misalnya di Yoh 8 : 24 Sebab jikalau kamu tidak Percaya Akulah DIA kamu akan mati dalam dosa mu.

Marilah kita lihat contoh :

Lukas 18:18-27.
Dikisahkan ada seorang Kaya bertanya kepada Yesus dengan keyakinannya bahwa dia adalah orang yang baik karena sudah menuruti semua hukum-hukum Taurat dan perintah agama,

Dia bertanya "Guru yang BAIK, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" .

Kemudian jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku BAIK ? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja"

Jawaban Yesus ini merupakan jawaban yang sulit untuk dicerna ,Mari kita coba pahami apa maksud pertanyaan orang kaya tadi kepada Yesus. Bahwa Ketika dia melihat Yesus, dia menyebut Yesus baik untuk alasan yang keliru.dia tidak mengerti bahwa Yesus adalah Allah, yang ia gunakan adalah ukuran Manusia bukan Ukuran Alllah.  dan dia hanya melihat Yesus sebagai "guru", dan oleh sebab itu, dia mengira Yesus adalah juga seorang yang baik (Baca ayat 18) seperti pemahamannya terhadap dirinya sendiri yang sudah berusaha menjadi orang baik.

Mari kita lihat di ayat 18:25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Hal inilah jika kita mengunakan ukuran Manusia untuk urusan urusan Iman. Karena  orang kaya tentu akan menimbang nimbang akan mengkalkulasi dengan hitungan hitungan yg logis dengan menggunakan logika. Hal ini kita bisa liat ketika si kaya itu merasa telah melakukan Semua perbuatan baik dan melakukan Hukum Allah dalam ayat 18:22 Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kau lakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Maka keragu raguan itu datang ketika yesus mengatakan hal itu.

Pemahaman yang serupa oleh karena menggunakan pemikiran manusia juga di lakukan oleh Yohanes ketika akan membaptis Yesus, “ Inikah sang Mesias itu yang akan ku baptis atau harus nunggu Mesias yang lain.


Disini Yesus Kristus mengajarkan bahwa percaya pada kehidupan yang baik; atau melakukan perbuatan yang baik tidak akan memberikan kehidupan kekal.(tidak cukup) Dalam Yesaya 64:6 tertulis "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin". Sebab apabila untuk mendapat keselamatan didasarkan dengan perbuatan baik, untuk apa Tuhan Yesus datang?.  

dalam beberapa contoh pengalaman  kita bisa simpulkan bahwa Kepercayaan itu  adalah suatu kepastian tanpa harus di buktikan. Namun karena kedagingan kita dan karena keraguan kita terkadang kita percaya jika kita melihat Bukti (Logika) seperti yang di lakukan Tomas ketika Yesus datang menemuinya.

Tetapi kita mesti bisa berpegang pada Yoh 20 : 29 Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun Percaya.
Maka jelas lah sudah bahwa Kepercayaan itu  adalah suatu kepastian tanpa harus di buktikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar