Dasar Firman Matius 18 :
1-5
Catatan Awal Bulan, Dari Sebuah
Ibadah
Oleh : Sepsianto
Tuhan selalu memberikan contoh dan
perumpamaan yang jauh diluar logika berpikir kita sebagai manusia. Itu berarti
menandakan bahwa kita masih jauh dari apa yang Tuhan Inginkan, banyak sekali
contoh nya seperti : Barang siapa menolong/ melayani hamba ku yang
paling kecil/Hina dia telah
melayani/menolong Aku, berbahagialah orang yang teraniaya, dan lain lainnya dan
sekarang kita mesti belajar kepada Anak Kecil,
Jika kita
kenali judul di atas “Sejati” itu bermakna “Yang
sesungguhnya”, dalam matius 18 ini Yesus mengajarkan kepada murid muridnya untuk
mengenali “ Kebesaran yang sesungguhnya” Karena
ketika membicarakan Kerajaan Allah. Murid muridnya menanyakan “Siapa yang
terbesar Dalam kerajaan Allah, tetapi Yesus Menjawab Aku berkata kepada mu “ Jika kamu Tidak bertobat” dan “Menjadi
seperti anak kecil “ ini kamu tidak
akan masuk ke dalam kerajaan Allah (Surga)
sebelum
membahas ayat yang berikutnya mari kita
telaah terlebih dahulu 2
statement yesus kepada murid
muridnya :
1. “ Jika
kamu Tidak bertobat”
apa maksud yesus dengan perkataan ini
apakah murid muridnya membuat kesalahan..? apakah murid murid ini berbuat dosa dengan
pertanyaannya...? , mereka telah hidup
bertahun tahun dengan Yesus tetapi mereka belum juga mengenali apa yang yesus
kehendaki. Allah/Yesus tidak hanya melihat apa yang manusia lihat, yesus melihat
kedalaman hati mereka, dengan melontarkan pertanyaan itu Yesus mengetahui apa
yang ada dalam hati mereka, dan yang di sesalkan oleh yesus adalah, Ternyata
murid muridnya masih melihat dari sisi manusiawi saja yesus melihat bahwa
mereka masih memikirkan hal hal yang berkenaan dengan “Kekuasaan” dan “Kehormatan” semata
mereka berpikir telah melakukan apa yang menjadi kehendak Allah, telah berbuat
banyak untuk Allah, Telah lama Melayani Allah...dan lain lain ...dan lain
lainnya, pada hal mereka mestinya tahu hal kerajaan Allah bukanlah Kekuasan dan
kehormatan manusia. Maka yesus mengatakan kepada Murid muridnya ini untuk “Bertobat” atas apa yang ada di dalam
hati mereka.
2. “Jika tiidak Menjadi seperti anak kecil”
Mengapa Yesus menujuk seorang anak kecil sebagai contoh kongkrit kepada
murid muridnya
Apa yang di katakan Yesus “ Barang siapa “merendahkan diri” dan
menjadi seperti anak kecil ini dialah
yang terbesar dalam kerajaan Allah (Surga)
dan barang siapa menyambut seorang anak kecil dalam nama Ku , ia menyambut Aku..! yesus ingin
mengatakan bahwa Untuk masuk ke dalam kerajaan Allah (Surga) Sifat seperti anak
kecil adalah Prasaratnya dan itulah
tanda kebesdaran yang sejati
Mengapa yesus mengambil contoh
seorang anak kecil mari kita coba
lihat dari sifat anak kecil, anak kecil memiliki sikap :
a. Kemenurutan
Sebuah Kemenurutan seorang anak kecil
patut kita tiru dan teladani, sebagai contoh kongkrit apa bila kita berjanji
kepada seorang anak kecil, misalnya ketika orang tuanya hendak berpergian
tetapi anaknya ingin ikut, maka orang tuanya memberikan janji ketika orang
tuanya pulang akan di bawakan Sesuatu/Oleh oleh, maka sanak akan “Menurut” dan
menunggunya sampai orang tuanya benar benar pulang. Demikian juga dengan jiwa
kita, Yesus Sedang pergi kerumah Bapanya dan IA berjanji ketika Ia datang Nanti
kita akan di bawanya serta kerumah BapaNya, tentu kita diharapkan dapat
mencontoh keteladanan anak kecil ini yaitu “ Kemenurutan”
b. Kepercayaan
Dari contoh kemenurutan
diatas kita juga bisa lihat aspek yang lainnya yang saling terkait, yaitu
“Kepercayaan” Ketika si anak ini di beri janji oleh orang tuanya tanpa berpikir
“ini...dan itu...” tetapi anak kecil ini
“Percaya” kepada orang tuanya tidak menyangkal , tidak takut di bohongi dan
lain lain. Demikian juga Jiwa kita ketika telah di berikan Janji hendak nya
kita juga tanpa bertanya ini dan itu...apakah...Betul Tuhan Akan datang...Kapan
Tuhan Datang...kok naga datang datang dan lain lainnya, tetapi kita juga
belajar kepada sifat anak kecil ini juga mengenai “Kepercayaan”
c. Kesetiaan
Sebuah Kesetiaan tidak di ragukan
lagi Bagi anak kecil, ketika ia telah di beri janji maka anak kecil ini akan
Setia Menunggu, bahkan dari Kemenurutan,Kepercayaan, serta kesetiaannya kepada
Janji orang tua tadi ia mampu “Bersaksi”
dengan menceritakan kepada teman temannya, bahwa ketika orang tuanya pulang
nanti si anak akan di berikan, dibawakan Sesuatu. Demikian juga dalam kehidupan
Rohani, Kita hendaknya ketika kita ada dalam Kemenurutan, Kepercayaan, dan
kesetiaan kita kita juga dapat mampu untuk bersaksi dalam kehidupan kita.
d. Pengandalan
Dari Ketiga Sifat di atas kita juga bisa
belajar tentang “Pengandalan Sang anak ini kepada orang tuanya, Anka ini tidak
mempertanyakan apakah orang tuanya mampu membelikan sesuatu, tetapi anak ini
mengandalkan orang tuanya dan yakin.
Demikian juga selain kita melihat
dari kelebihan sifat dari anak kecil ini kita juga hendaknya mampu untuk
melihat Kelemahan, kelemahan anak kecil ini sebagai sebuah potensi/Kekuatan ( Bukanlah Sebagai
Kelemahan)
Disisi lain
anak kecil juga merasa lemah sehingga membutuhkan
e. Ppertolongan
Seorang anak kecil tidak lah bisa
untuk berprilaku Munafik hal ini bisa kita lihat ketika ia membutuhkan
pertolongan dia tidak pernah merasa Kuat, merasa Mampu, Merasa Bisa tetapi
berharap untuk di beri pertolongan, demikian juga jiwa kita hendaknya kita
mampu untuk tidak munafik dan merasa sok Tahu, sok ngerti, merasahebat seperti
cerita seorang pemuda yang kaya yang sudah merasa melakukan seluruh perintah
Allah tetapi di suruh menjual seluruh hartanya dan mengikut Tuhan ia keberatan.
Dalam hal ini kita hendaknya mampu untuk bisa menyadari betul bahwa kita adalah
manusia pendosa, tak bisa meraih segala sesuatu kecuali atas kemurahan Allah.
(( Rancangan ku bukanlah rancangan Mu) Yes 5 :8))
f. Perawatan
Selain Membutuhkan Pertolongan Anak kecil Juga
Memerlukan Perawatan Orang Tuanya Ketika sakit dia tidak mampu untuk merawat
dirinya sendiri, demikian juga kita hendaknya kita juga memerlukan perawatan
dari hamba hamba Allah, memerlukan penyegaran sehingga merasa perlu, merasa
haus akan kebenaran Tuhan, dan berserah diri dalam Perawatan Hamba Hamba Allah
g. Tuntunan
Selain Perawatan anak
kecil juga membutuhkan Tuntunan Orang tuanya untuk dapat belajar Berjalan, dan
berlari, demikian juga jiwa kita kita tidak pernah merasa bisa berjalan apa
lagi berlari tanpa Tuntunan dan bimbingan Hamba
hamba Allah melalui firman, Kemurahan, Sakrament dan kemurahan Allah
Lainnya.
h. Kesederhanaan
Kepolosan seorang anak kecil tersirat,
tergambar bahwa ia memiliki Kesederhanaan, demikian juga jiwa kita hendaklah
untuk dapat mencontoh, meneladaninya kita tidak perlu merasa,bisa merasa
pintar, merasa lebih tahu, karena ada seorang filum yang mengatakan,” Ketiaka Seseorang merasa tahu apa apa dari pada apa yang mestianya dia ketahui
itulah orang yang tidak tahu apa apa “ tetapi ketika ada seorang yang mengatakan
dirinya tidak tahu apa apa maka dia lah orang yang mengetahui banyak hal” Jadi
Intinya Tuhan Mengajarkan selain Kemenurutan,Kepercayaan, kesetiaan dan
pengandalan Tuhan Juga Mengajarkan Kesederhanaan. Dan ketika Ida sudah
mengenali, memahami dan malkukan apa yang di contohkan dalam sifat anak kecil
maka Allah juga berjanji dalam ayat 4 “ Sedangkan
barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang
terbesar dalam Kerajaan Allah/Surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar