Selasa, 20 Agustus 2013

PERJUMPAAN YANG MEMBAWA KESELAMATAN



Dasar : Yoh 4 :28,29
Dari sebuah kebaktian Rabu 14/8-13


Banyak pelajaran yg bisa kita petik atas perjumpaan Yesus dengan seorang samaria di sumur yakub, dari mulai keputusan yesus yang kontrofersi ( secara Lahiriah )  “berbicara dg permpuan samaria” pada hal pada masa itu  yang menganggap dirinya orang orang saleh, ahli ahli taurat, ulama ulama adalah orang orang yahudi. selian suku/bangsa yahudi dianggap kafir. Sehingga di sana terlihat jelas  secara kasat mata mulai dari pergaulan , lingkungan bahkan  jalan yg harus di lewatipunpun. Berbeda anatara orang yahudi dengan suku/bangasa lain ((bahkan satu sama lain menghindari untuk berjalan di jalan yang sama (berpapasan sekalipun)).karena dalam tradisi  Yahudi  pada waktu itu  seorang rabi tdk boleh berbicara dengan seorang perempuan , bahkan orang 2 yahudi tdk boleh bergaul dengan orang2 non yahudi.

itulah kebiasaan kebiasaan tradisi tradisi yang di lakukan pada saat itu, hingga pada suatu saat Yesus sebagai keturunan bangsa yahudi melalui jalan yg biasa di lalui oleh orang orang samaria ( yg di anggap kafir pada saat itu) tetapi kasih yesus menembus,batas batas, dinding dinding yng membatasi itu semua, hal ini menunjukan kepada kita bahwa kasih Yesus  tdk berdasarkan Tradisi, kebiasaan kebiasaan ( Tradisi, Suku, Ras, Agama Sekalipun) dan perjumpaan yesus di sumur yakub ini bisa kita ambil dan petik pelajaran Kasih Yesus kasih Kita tidak terbatas oleh Ruang dan waktu sehingga tidak ada batas batas yg bisa membatasinnya. Hal ini terlihat dari perempuan samaria yg nota bene di anggap kafir oleh orang orang yahudi tetapi yesus menjalin komuinikasi sampai dengan pernyataannya sebagai Mesis , Komunikasi Yesus dengan perempuan ini di awali dari sebuah pembicaraan yang sederhana (lahiriah ) sampai kepada pembicaraan pembicaraan yang religius. Hal ini bisa kita ambil pelajaran bahwa pengabaran pengabaran injil juga dapat di beritakan nkepada orang lain (non kristiani) karena kabar keselamatan, kabar kesukanan di beritakan kepada siapa saja bagi orang orang yng mencari Allah dan keselamatan yg di janjikannya.

Jika kita ingat Hukum kasih yang ke dua ( Kasihilah sesama mu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri) hal ini jelaslah sudah apa yg di nyatakan yesus dalam perjumpaannya dengan seorang perempuan samria di sumur yakub, bahwa kasih nya tdk terbatas ruang dan waktu , Tradisi suku, ras bahkan agama sekalipun, sebab di dalam hukum kasih yg yesus berikan / ajarkan bukan “kasihilah sesamamu Yahudi/ atau sesamamu kristen. Tetapi batas batas itu tdk lagi berlaku jika kita memang ingin mewartakan kabar keselamatan itu dalm setiap perjumpan perjumpan kita dengan orang lain.

Itu semua tentu tidak berdasarkan hanya keinginan hawa napsu kita untuk mengkristenkan orang(mengkristenisasi) akan tetapi itu semua berdasarkan dorongan dorongan Allah. Sehingga kita bisa benar benar menjadi saksi saksi yang peka terhadap lingkungan secara umum tdk terbatas pada lingkungan dan komunitas kita(Kristen) sehingga kita bisa menjadi cermin dari pribadi Yesus, yg bisa di lihat dalam Prilaku, Tindak tanduk, sikap, kita dalam segala hal(membiarkan hati kita yg di penuhi oleh kasih yesus untuk berbicara) bukan ego kita bukan karena kemampuan kita tetapi itu semua oleh dorongan dorongan Allah, sehingga kita bisa menjadi surat Kristus di dunia ini yg bisa di baca oleh setiap orang yang melihatnya. 


Untuk itu ada mempunya 4 pilar untuk melakukannya yaitu dengan P4 :

1.       PENDOSA

Kita harus sadari betul sebelum kita melakukan segala sesuatunya bahwa itu semua adalah dorongan dorongan Allah dengan kasihnya. Bukan dari kemampuan kita , bukan karena tingginya pendidikan kita, bukan karena kepintaran /keahlian kita untuk menyampaikan kebenaran Allah. Kita harus menyadari di depan Allah kita juga termasuk orang orang yang berdosa yg tidak bisa melakukan 100 % kehendak Allah, kita adalah keturunan adam yg berdosa. Sehingga kita serahkan semuanya apa yang akan kita sampaikan dalam perjumpaan perjumpan kita dengan orang lain itu berdasarkan tuntunan, hikmat, dan karunia Allah.

2.       PENUTUR
                                                                                                                                                           
“Tututr kata” merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah komunikasi, Jika kita sudah berserah diri dan menyadarai betul siapa diri kita di hadapan allah dan menyadari bahwa yg bekerja dalam setiap perjumpaan perjumpan itu adalah oleh dorongan dorongan Allah dengan kasihnya,kita di harapkan menjaga itu semua dengan tuturkata yang baik sehingga kita dapat menjadi penutur penutur yang baik , karena kita mempercayai bahwa mulut kita di pinjem Allah untuk menyampaikan segala sesuatunya, sehingga orang yg mendengarnya pun menyadari dan merasakan bahwa itu semua berdasarkan kepercayaan. Kemudian menjadi mungkin untuk membiarkan sesama untuk ambil bagian dalam kepercayaan kita, kehidupan doa,pengandalan kepada Allah, keyakinan dan pengharapan akan hidup kekal.

3.       PEWARTA

Kemudian kita di harapkan untuk menjadi pewarta pewarta yang baik , untuk dapat mewartakan kabar sukacita, dan kabar keselamatan. Jika kita merujuk pada ayat yang ke 18  di sana yesus mengatakan bahwa di dalam diri kita telah terdapat mata air mengalir yang akan terus mengalir. Mengalir melalui pewartaan dalam setiap perjumpaan perjumpaan kita dengan sesama manusia, tentu di dalam segala sesuatu yang kita lakukan harus berorientasi pada nilai nilai ilahi (Kej 25:29-34).  Tentunya kita ingin menempatkan Allah di titik pusat kehidupan kita, bukan diri kita yg menjadi titik pusat dan  menjauhi perkara perkara yang tidak berkenan di hadapan Allah. Sehingga apa yang kita wartakan melalui perjumpaan perjumpan kita bukan pandanga hidup kita dan selera kita sendiri, melainkan berdasarkan dorongan dorongan Allah dengan kasihnya.

4.       PENGHUNI

Jika kesemuanya itu dapat kita lakukan kita boleh berharap pada akhirnya nanti kita dapat menjadi penghuni penghuni tempat, di mana tempat itu belum pernah terpikirkan oleh manusia, belum pernah di rasakan kulit, bahkan belum pernah tewrbayangkan oleh benak manusia, tempat itulah kerajaan damai 1000 tahun. Di mana kita bisa berharap untuk berada di sana dengan mempelai jiwa kikta ya itu Yesus kristus yang telah mengasihi kita dengan segala pengorbanannya.



ref : gambar di ambil dari logiayesus.blogspot
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar