dari sebuah catatan
minggu 15/6/2014
Pengenalan kita kepada Allah bukanlah kemampuan kita
maupun prestasi kita melainkan karunia
dan hadiah dari allah, Allah tidak kelihatan, tetapi ia mengasihi kita
(manusia) IA ingin dekat dengan kita dan ingin menolong kita. oleh karena itu
IA tidak tetap tersembunyi melainkan menampak dirinya kepada kita :
hal ini dapat kita kenali di dalam segala karyanya yg
Agung, luasnya Alam, indahnya samudra yg
tak terbatas yg menunjukan bahwa Allah itu ada. Ada beberapa Argumentasi
mengenai hal ini :
1.Argumentasi Kosmologikal (kosmos):
Dunia
Fakta bahwa kosmos atau dunia itu ada. “Sesuatu tidak dapat
berasal dari yang tidak ada” maka harus ada Penyebab
Utama yang menyebabkan dunia ini eksis.
Dari sudut pandang natural, Ia pastilah Seseorang. Argumentasi ini mengatakan
bahwa setiap akibat harus ada penyebabnya (Hukum Sebab Akibat). Salah satu
tokoh utama yang memopulerkan argumen ini adalah Thomas Aquinas pada abad
ke-12. Dunia ini eksis teratur karena ada Oknum Penyebab Utamanya, Sang
Pencipta.
2. Argumentasi Teleologikal (teleos): Tujuan, Akhir.
Keteraturan yang ada mengimplikasikan
akal budi dan tujuan pada hasil dari pengorganisasian itu. Argumen ini kadang
disebut argumen Disain dan Tujuan. Karakteristik alam semesta adalah teratur
dan itu bermanfaat; hal ini membuktikan ada Arsitek Ahli di belakang semua
itu.Rancangan alam semesta begitu menakjubkan. Sebuah benda elektronik yang
amat complicated ada karena ada perancangnya, pembuatnya. Lalu bagaimana dengan
dunia yang jauh lebih agung ini? Semua bangun rancang alam semesta
begitu harmonis dan teratur. Contoh keharmonisan dan keteraturan alam semesta:
Putaran bumi yang memberikan musim, sehingga dari itu pula ada siang ,
ada malam semua berjalan sesuai dengan Perencanaan dan rancangan Allah. Untuk itulah Tidak ada Perancang dan perencana
yg sehebat, seindah, se agung karyaNya. Allah adalah Arsitek, yg juga sangat Artistik, Allah adalah
perancang yg handal, dan Allah adalah seorang Planner sejati. Jadi, ada perancang di belakang semua itu. Bila dunia ini
terjadi atau ada secara kebetulan
3. Argumentasi
Antropology (antropos): Manusia.
Melihat manusia sebagai makhluk yang
diciptakan menurut/berdasarkan gambar Sang Khalik. Selain bumi ini, manusia
adalah Maha Karya Sang Pencipta. Rupa dalam spiritual, yang punya akal budi,
moral, emosi dan kehendak. Memiliki intelektualitas yang tidak dimiliki oleh
mahkluk hidup lain. Suatu kuasa buta ... tidak akan pernah dapat menghasilkan
seorang manusia yang berakal budi, berperasaan, berkehendak, berhati nurani dan
percaya pada Sang Pencipta.Manusia yang jumlahnya miliaran, makin bertambah
banyak, namun tak seorang pun yang memiliki garis tangan atau sidik jari yang
sama. Organ-organ tubuh yang sesuai dengan tempat dan fungsinya. Ini
membuktikan apa? Ada Perancang Agung di balik itu semua.
4. Argumentasi Moral
Bahwa manusia memiliki kesadaran akan
apa yang salah dan benar, kesadaran moralitas. Berasal dari mana? Ini tidak
dapat dinyatakan karena proses evolusi. Ada Oknum menempatkan kesadaran itu. Manusia
terdiri dari dua fisik: Jasmani dan Spiritual. Setiap manusia punya kebutuhan
spiritual yang tidak bisa dipenuhi oleh material. Setiap jiwa memiliki sisi
moral, kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan
kemampuan itu tidak ada dengan sendirinya. Sang Khalik menanamkan ability
istimewa itu dalam diri karya agung-Nya, manusia.
Tetapi adalagi yg lebih penting dari
semua argumen di atas bahwa Allah menampak dirinya untuk menolong dan
menyelamatkan manusia dari kuasa Iblis, kuasa Dosa, Allah mendekati manusia
dengan menampak dirinya dalam bentuk manusia dan Mukzizat yg belum pernah
terjadi dalam sejarah kitab para nabi. Ia menjadi ujud manusia yang di lahirkan
oleh seorang perempuan yg bernama maria, di lahirkan dari orang yg paling
miskin dari kehidupan seorang tukang kayu untuk memberikan teladan, contoh,
panutan, bahkan terlahir di tempat yg hina di sebuah kandang Kambing dia adalah
Isa Almasi, Sang Mesias,Sang Imam Madhi, Sang Hakim Agung,Dialah Ysus Putra
mariam. Yang mengajarkan kepada kita apa yang harus kita lakukan untuk hidup di
dalam persekutuan dengan Allah,
Kini pengenalan dan pengetahuan kita
tentang allah bukanlah sekedear pengetahuan teoritis, melainkan menjadi sesuatu
yang mempunyai dampak di dalam kehidupan kita, dimana itu meyakinkan kita bahwa
: Allah mengasihi kita , Allah dekat dengann kita dan Allah menolong kita.
Ref : Tuk
juni 2014 dan beberapa sumber lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar