Catatan dari Sebuah Pelayanan
Mengawali pelayanan di Minggu pagi tgl
31 Juli 2016.
Dasar Firman dari :
Amsal 15 : 23
“Seorang Bersuka cita karena jawaban yang
di berikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!”
Pesan dari Yakobus inilah yang
menggambarkan dengan sangat jelas kekuatan dari kata kata. Kata kata dapat
menyebabkan banyak kebaikan, tetapi juga dapat menimbulkan kejahatan. Allah
telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang di karuniai kemampuan untuk
berbicara, hal ini pula berhubungan dengan penciptaan manusia yang telah di
cipta menurut gambar Allah. Marilah kita melihat perkataan kita di dalam kotek
ini. Seberapa sering kita berharap mengucapkan kata yang benar pada saat yang
tepat...? Bagaimanakah kita melakukannya..?
Menggunakan satu di antara banyak
anggota tubuh kita yang satu ini memang sangatlah penting karena dari sini bisa
mengeluarkan banyak dampak yang akan timbul, untuk itu di dalam ilmu pengetahuan selain dengan
budaya dan nilai nilai moral ada juga disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana
cara menggunakan Mulut/lidah ini. Di dalam ilmu Komunikasi mungkin kita bisa
belajar bagaimana kita berkomunikasi menggunakan lidah/mulut yang kita miliki,
di sana kita bisa belajar banyak bagaimana cara berkomunikasi, mulai dari teori hingga pada prakteknya. Tetapi standar
yang di gunakan adalah berdasarkan standar Manusia, untuk itu kita perlu
belajar kepada Yakobus bagai mana
menggunakan lidah/ mulut ini dengan standar Manusia juga Standar Allah, karena
apa yang kita pelajar dari yakobus tidak hanya bagaimana kita berkomunikasi
dengan sesama kita tetapi juga kepada Allah, bagai mana menelola lidah/mulut
kita dengan baik kepada manusia yang mendatangkan sukacita Allah dan juga
komunikasi kita dengan Allah kesemuanya tentu yang berorientasi kepada Allah.
Sekalipun kita Ahli dalam mengelola
lidah/mulut tentu kita tidak sepenuhnya kita mampu untuk mengendalikannya,
justru sebaliknya mulut/lidah yang merupakan satu anggota tubuh kita yang
paling kecil tetapi mampu mengendalikan seluruh tubuh yang kita miliki bahkan
tak satu orang pun yang mampu untuk mengendalikan lidah ini. Hal ini di nasihat
kan dan di peringatkan kepada kita dalam :
Yakobus :
3:7 Semua jenis binatang
liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang
laut
dapat
dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak
seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang
tak terkuasai,
dan
penuh racun yang mematikan.
Yakobus mengatakan bahwa semua binatang
bisa dijinakkan dan telah dijinakkan oleh manusia, tetapi tidak ada orang yang
bisa menjinakkan lidahnya sendiri! Lidah itu adalah sesuatu yang buas, yang tak
terkuasai, dan penuh dengan racun yang mematikan!
3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut
kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita
dapat juga mengendalikan
Seluruh tubuhnya.
3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat
3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat
dikendalikan oleh kemudi
yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara
yang besar. Lihatlah, betapapun
kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-
anggota tubuh kita
sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan
kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api
neraka.
Peringatan peringatan dari yakobus ini sangat relevan dengan kehidupan
manusia manusia dari dulu sampai dengan saat ini
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah
orang sempurna, yang
dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Akit akibat kekerasan kadang melebihi
sakit yang diakibatkan oleh kekerasan fisik Walaupun bekas luka dan bilur-bilur
kekerasan fisik dapat disembuhkan, tetapi banyak luka yang diakibatkan oleh
Verbal Abuse tetap selamanya menjadi luka dihati penderita, sakit yang tetap
tinggal di hati kadang tidak sungguh-sungguh tersembuhkan. Kadang-kadang luka
yang diderita akibat verbal abuse yang dialami semasa kecil, tetap menjadi
masalah ketika orang itu beranjak dewasa. Sungguh hebat luka akibat lidah ini.
Tentusaja kita tidak Asing dengan kata kata ini atau mungkin kita
sering mengucapkannya misalnya :
“Kamu tidak berguna!” Berteriak
“Kamu bodoh” Menakuti anak kecil dengan kata-kata
“Ini semua salahmu!” Memanggil orang dengan julukan yang dia tidak suka
“Kamu jelek” Mempermalukan dihadapan orang lain
“Dia itu payah!” Menjuluki orang dengan background ras-nya
“Seleranya rendah”
“Hai monyet! ….. “ Bangsat” dan lain lainnya
Kita tidak mungkin menjadi sempurna dengan standar Allah, tetapi kita
bisa mengusahakan unuk menuju ke kesempuranaan itu bagaimana caranya tentu dengan menggunakan
lidah/mulut kita untuk hal hal yang berkenan di hadapan Allah, tentu saja salah
satunya adalah standar yang di buat manusia yang menyukakan hati Allah seperti
solusi yang di berikan oleh Yakobus kepada kita di dalam
Yak 3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah
kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
Tinggal bagaimana kita akan menggunakan Lidah/mulut kita ini untuk memuji Tuhan Allah Bapa kita atau akan
menggunakannya hanya untuk mengutuk sesama kita.
Di dalam pelayanan pagi ini di berikan contoh kepada kita oleh sang
pengantin emas yang berada di tengah tengah kita, masa masa keemasan dalam usia
50 tahun pernikahan, tentu tidak mudah untuk mempertahankan itu semua, tetapi
kedua mempelai bisa mengendalikan lidah/mulut mereka untuk saling menjaga,
mempertahankan keharmonisan mereka, kita bisa meneladaninya dalam usaha mereka
mempertahankan untuk menjaga lidah/mulut mereka dalam perkataan, yang saling
menghormati sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan, sakit hati dan lain
lainnya, dapat mempertahankan sampai dengan 50 th usia pernikahan tidak semua
orang mampu, memerlukan kesabaran , ketekunan, pengertian, kasih, dan saling
memahami. Hal itu bisa terjadi jika dalam setiap perkataan yang akan keluar
dari mulut kita, kita mengingat akan kasih Allah.
Pagi ini bisa kita rasakan kedekatan
kita dengan Allah di mana kita bisa mendengar firman, menerima sakramen,
pengampunan, bahkan kita di undang berjamu dengan Tuhan, demikian juga sukacita juga boleh kita alami
pada pagi ini di mana kita bisa ikut
merasakan kasih yang setia kedua pengantin emas baik kasih terhadap pasangannya
terlebih kasih mereka kepada Tuhan, di dalam usia mereka masih Setia dengan
Allah Bapa Tuhan kita, di dalam kepercayaan, kemenurutan, kita juga bisa dengar
persembahan persembahan lagu dari Anak Cucu mereka dan juga dari sidang jemaat
yang di kemas dalam puji pujian mengagungkan Nama Tuhan.
Jika kita di tentukan oleh kasih kita
kepada Allah hal ini akan
nyata di dalam Sikap hati kita kepada Kristus dan sesama kita,
Penguasaan diri yang merupakan salah satu dari
buah buah roh harus di uji jika kita
ingin membicarakan kebenaran standar Allah, hal itu perlu di lakukan tentu saja
dengan melibatkan
Roh kudus yang merupakan sumber
tuntunan bagi kita sehingga kita betul betul bisa melangkah untuk menuju kepada
kesempurnaan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar