Senin, 07 Agustus 2017

KEIKLHASAN ADALAH KEHENDAK ALLAH DAN KESABARAN BERASAL DARI IMAN



(Memberi dengan tersembunyi)

Catatan dari Ibadah 30 Jul & 6 Agust  2017

Dasar Firman Mts 6 : 3, 4
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Yak 1 : 2,3  Anggaplah sebagai satu kebahagiaan , apabila kamu jatuh ke dalam berbagai bagai pencobaan sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan

Oleh : Sepsianto

Di awali khotbah di bukit dengan Nast ini Yesus menuntun kita kepada pemahaman yang lebih dalam tentang Perawatan Jiwa, yaitu memberikan yang terbaik kepada sesama dengan berorientasi kepada kehendak Allah.

Kunci yang paling penting dalam kita mengajarkan segala sesuatu supaya berkenan di hadapan Manusia dan juga Allah adalah dengan menyimpan apa yang menjadi kebaikan kita. pekerjaan orang kristen adalah untuk melayani sesama, melayani secara terembunyi, dalam hal ini kita di ajarkan sangat jelas  dalmam Hukum Kasih : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”  Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Dalam Hal ini sangatlah Jelas bahwa hubungan kita dengan sesama adalah menitik beratkan kepada kebaikan Allah semata ( Orentasinya adalah Kehendak Allah) bukan kepada Manusia, karena jika Orentasi kita adalah kepada manusia maka di sebut “ Riya “yang berarti pamer atau ingin memperlihatkan  bukan yang sebenarnya, yang berarti ingin memperlihatkan perbuatan baik /positif kepada orang lain bukan kepada Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah dengan harapan mendapatkan hormat, pujian atau penghargaan atau motivasi yang lain lainnya dan inilah yang biasa di sebut dengan sifat Munafik,

Orang kristen di lahirkan untuk bersabar dan Melayani serta bertekun, Kadang kita protes, kenapa kita yang bekerja keras tetapi yang menikmati justru orang lain.  Ini bicara tentang prinsip memberi, di mana kita bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah ( Buah Buah Roh ) Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang lain yang membutuhkan, bukan untuk kenikmatan sendiri. Terkait hal ini terkadang kita sebagai orangkristen merasa di rundung dilema  bagai mana tidak ketika kita berusaha untuk menjadi lebih baik ( seorang kristen yg taat ) kita di hadapka pada perintah perintah Allah yg berlawanan dengan keinginan Daging kita (Jasmani) seperti misalnya ada tertulis :

Cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi jangan pernah berkata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita. Semua kebenaran di dunia ini harus melewati tiga langkah. Pertama ditertawakan, kedua ditentang dengan kasar, dan ketiga diterima tanpa pembuktian dan alasan  sebagai seorang kristen ini adalah makanan kita sehari hari. Lalu apakah kita akan menyerah..?  tidak ..!  kita harus kembali kepada Diri kita sendiri sebagai tolak ukur untuk berbuat segala sesuatu kepada orang lain, ( Hukum Kasih yg ke dua )

Belum pernah Kita berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwa Kita sendiri, yang kadang-kadang membantu Kita dan kadang-kadang menentang Kita.  Yang paling besar di bumi ini bukan gunung dan lautan, melainkan hawa nafsu yang jika gagal dikendalikan maka kita akan menjadi penghuni neraka. Kalau besar yang dituntut dan mulia yang dicari,maka payah melaluinya, panjang jalannya dan banyak rintangannya. Kebahagiaan terletak pada kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan kehendak yang berlebih-lebihan.

Ada satu gambaran yang menarik ketika kita berbicara mengenai “ Riya/Pamer”  hal ini di gambarkan dan di ilustrasikan seperti “ Ayam dan Penyu “   Seperti yang kita ketahui Ayam adalah binatang yang suka berbuat Riya, bagaimana tidak dari muali persiapan dia bertelur  dia sudah berkotek kotek  sehingga satu kampung pun tahu bahwa dia ingin bertelur, bahkan setelah bertelor pun  ia masih saja berkotek kotek.

 Riia seperti yang ayam lakukan ini termasuk dalam “Ria Niat” dan “Ria Perbuatan” 

Ria Niat : Dalam Halini yang berkaitan dengan hati atau rasa atau perasaan, yang dari sejak awal dperbuatan tidak didasari dengan ke kilasan atau sudah didasari niat Riya. Dan hal ini di ketahui hanya oleh Allah dan dirinya saja, hal ini sangat berbahaya karena  : Selalu ingin di puji dihormati, tidak bersungguh sungguh bahwa hal itu di lakukan berorientasi kepada Allah  

Ria Perbuatan : Menunjukan, memamerkan perbuatannya di depan orang banyak  agar perbuatan tersebut di puji, di sanjung di perhatikan, dan ini juga tidak kalah bahayanya  keranda Berpotensi saling bermusuhan, menimbulkan konflik karena mengungkit apa yang ia lakukan kepada orang lain, sehingga orang lain membencinya. 

 Lain Halnya dengan Penyu ketika Ia ingin bertelur Ia menunggu Waktu Sepi, diam diam dan di kubur sehingga tak ada yang tahu Kalau Ia telah memberikan yang terbaik dari dirinya.
Untuk itu kita  haruslah mencontoh keteladanan Penyu dalam hal  Berbuat baik, Memberi sedekah, atau memberikan nilai Tambah Kepada Orang lain, dalam kita melayani atau memberikan segala sesuatu yang baik kepada orang lain haruslah didasari dengan rasa Iklas  yang di bungkus dengan “ Kepekaan”
Untuk dapat bersikap “Peka” dan peduli di butuhkan tingkat kematangan kepribadian tertentu. Contohnya bagi anak kecil yang masih bersifat egosentris, yang cenderung melihat persoalan dari sudut pandangnya sendiri memang masih di temui kesulitan, tapi hal tersebut pun tidak di alami hanya oleh anak kecil saja banyak juga orang orang dewasa yang mempunyai kepribadian Egosentris, semua persoalan benar dari sudut pandang sendiri, dan cenderung tidak mau menerima penjelasan orang lain dan memakluminya, namun bukan berarti mereka belum belajar karena secara berlahan mereka dapat mengerti Bahwa kita di ajarkan oleh Yesus, Isa Almasi  untuk menjalankan Hukum Kasih


Kunci yang paling penting dalam kita mengajarkan kepekaan dan kepedulian ialah bagai mana sikap kita untuk tidak gampang menyerah dengan senantiasa bersabar, karena Kesabaran merupakan salah satu dari buah buah Roh, Karena kita Hidup  oleh karena Roh hendaklah Roh itu Tumbuh, Berkembang, dan Berbuah. ( Gal 5:22,23)  sabar bukan hanya di dalam menghadapi segala sesuatu problematika kehidupan jasmani saja tetapi Sabar dalam Pengikutan Kita Kepada  Allah Bapa Kita, Hendaklah pengikutan Kita tidak terputus, tidak terhenti dari Hulu Hinga Hilirnya, kita harus senantiasa “ Bertekun “    Sebab dari segala kesengsaraan akan menimbulkan sebuah ketekunan, dan ketekunan menimbulkan  Tahan Uji, dan Tahuan uji  menimbulkan pengharapan. Rhm 5 : 3,4 . maka pada Ahkitrnya Marilahkita bersabar terhadap sesama kita dan juga bersabar pada diri Kita Sendiri ( Buh Roh ke 9 ) “ Pengendalian Diri “

Dan ada tertulis Bahwa  Jika Kita Memberi dengan tersembunyi Maka Bapa Yang tersembunyi akan memberikan kita UpahNya.



Ref  : TUK-NAC  Juli 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar