Catatan dari Sebuah Ibadah Ucap syukur 2017
Oleh : Sepsianto
Dasar firman : Roma 11 : 36
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia,
dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Dalam Ibadah kali ini jika kita lihat dari Tema Besar diatas kita
bisa lihat ada tiga hal yang menarik yang saling terkait Yaitu KURBAN, UCAPSYUKUR, ISTIMEWA.
KURBAN
:
jika kita teliti dengan benar kata ini mengisyaratkan kita untuk ikhlas, rela,
dengan senang hati dan yang paling penting adalah Mau Rugi, kenapa demikian pada hakekatnya berkurban
berarti merelakan apa yang kita punya
kepada pihak lain, dalam hal ini jika kita melihat dari kacamata duniawi
berarti kepada sesama, Artinya antara individu yang satu dengan yang lain
selalu dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh. Keutuhan itu akan menjadi lebih
bermakna jika manusia terlibat dalam kebersamaan. (Hubungan Sosial ) Dalam
kebersamaan, antara pribadi yang satu dengan yang lain tidak saling meniadakan,
tetapi menyelamatkan. Tidak saling menginjak, tetapi membantu; tidak saling
menjajah, tetapi memerdekakan; tidak saling menipu, tetapi harus jujur; tidak
munafik, tetapi menjadi otentik; tidak menjerumuskan, tetapi bertindak demi
kebaikan, menyapa dan disapa sebagai saudara dan kawan, bukan sebagai penjahat
dan musuh. Yesus pernah mengajarkan dalam sebuah perumpamaan bahwa Lebih Mudah
Memasukan Onta kelubang jarum dari pada memasukan orang kaya ke dalam Surga,
jika kita lihat dalam konteks sosial jelaslah nyata bahwa ketika si kaya
berbagi kepada sesama dia berbagi dari kelebihannya, tetapi ketika si miskin,
berbagi dengan si miskin lainnya dia berbagi dari kekurangannya, ( mampu
berbagi walaupun ia dalam posisinya),
Demikian pula jika kita melihat dengan kacamata
Rohani berarti kepada Allah. jadi rela berkurban dalam dua aspek sekaligus,
yaitu kepada sesama dan kepada Allah, dan keduanya tentu berorientasi kepada
satu yaitu kepada Allah. (dari Dia, oleh Dia kepada Dia ) dalam hal ini apakah
kita telah memenuhi apa yang di inginkan Allah yaitu , kita sadar bahwa segala
sesuatu apa yang kita dapat, kita punyai bukanlah dari kemampuan kita
mengusahakannya tetapi kita ingin menyadari betul bahwa segala sesuatu yang dapat
kita dapat, kita raih kita banggakan (Harta, Kekayaan, Kepandaian, Pengetahuan)
adalah dari Dia sehingga kita mampu menyadari betul oleh Dia lah kita bisa “mendapatkan” , “menjadi” sesuatu di dalam kehidupan kita, sehingga kita
dengan kilas untuk menyerahkan sesuatu itu kepada Dia. Sebagai contoh yang
kongkrit yaitu Yesus Ia mampu menanggung
segala hinaan, cacian, celaan, makian, siksaan IA rela bahkan mengurbankan
Nyawanya untuk keselamatan Umat Manusia.
UCAPSYUKUR
:
Ucapsyukur secara Jasmani : Jika kita telaah lebih
jauh lagi Ucapsyukur adalah bentuk,
penghormatan, ungkapan, rasa berterimakasih ( Sikap Hati ) kita sebagai manusia atas segala Karunia dari
Allah, (Cinta, Kasih, Harta, Kekayaan, Nikmat dunia ) dan mengaplikasikannya, nyata dalam perbuatan kehidupan kita dalam 1
Yoh 4 : 13 “Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan
ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, atau dalam Yak 2 :17, 20, 22,
24, 26 Iman Tanpa Perbuatan pada hakikatnya Mati , dalam hal ini kasih kita
kepada sesama tidaklah cukup dalam teori dan pengetahuan saja tetapi di lakukan
dalam tindakan Nyata/Kongkrit.
Ucapsyukur secara Rohani : Jika syukur kita atas segala karunia jasmani yang kita
terima dari Allah dan kita menyadari hal itu berasal dari Allah sehingga kita
patut berbagi dengan sesama karena itu adalah Punya Allah bukan punya kita,
kita hanya di titipi, sehingga kita dapat menikmati bersama sama, demikian juga
dengan syukur kita secara rohani, jika
kita menengok kembali ke belakang sebagai bahan koreksi, ketika manusia berada
dalam kedekatannya dengan Allah maka segala sesuatu indah dan harmonis hubungan
Allah dan Manusia itu. tetapi ketika Adam dan hawa menyalahi aturan Allah
maka kedua duanya telah memberikan
jarak, menjauh dari Allah, tetapi Allah
ingin agar hubungan yang harmonis antara Manusia dengan Allah itu terjalin
kembali keharmonisannya maka, Allah secara langsung datang menemui kembali
menjali hubungan kembali dengan manusia, maka Allah datang dalam Bentuk Manusia
“Yesus” karena datangnya dalam bentuk manusia maka Allah memberikan contoh kongkrit
dalam kehidupanya sebagai manusia, yang hina,berjerih payah,berpeluh, dan
bergelut dengan dunia, untuk memberikan contoh, teladan baik hubungan sosial
dengan sesama, ataupun hubungan Manusia dengan Allahnya. Hal ini di maksudkan
untuk mengingatkan kita bahwa kita berhutang “kehidupan jasmani” dan “keselamatan kekal” kita kepada Allah.
Allah yang berbentuk Manusia Yesus itu lah yang
mengajarkan dan memberi teladan dalam bentuk dan tindakan yang nyata, bagaimana
hubungan kita secara sosial,(Jasmani) dan hubungan kita dengan Allah (Rohani) dia
lah yang rela menyrahkan nyawa jasmaninya untuk memberi teladan, dan menebus
kesalahan /dosa di mana hubungan kita telah jauh dari Allah dan terjalin
kembali dengan harmonis.yang menuntun kita ke dalam kemulyaanNya dan di penuhi
sukacita atas keselamatan kita, sehingga kita di harapan mampu untuk dapat
menempatkan diri kita di bawah kehendak Allah
ISTIMEWA
Istimewa adalah segala sesuatu yang di berikan atau
diterima secara lebih dari segala sesuatu yang wajar atau sewajarnya. Demikian juga
kehidupan kita baik secara Jasmani ataupun Rohani kita telah mendapatkan
Karunia yang lebih dari yang semestinya kita terima, manis yang semula telah
menghianati Allah di hukum tetapi Allah masih memberikan kesempatan Kedua untuk
memperbaiki hubunganitu maka ketika manusia itu dalam buangan maka Alalh pun
memberi “Bekal” untuk manusia berjerih
payah dan mendapatkan makanan ( Harta,kekayaan,kenikmatan,pengetahuan) dalam hal ini apakah perjalanan manusia akan
hanya sampai pada” Bekal” itu saja ,
atau masih mengusahakan kedekatanya kembali dengan Allah. Ketika Allah meihat
bahwa manusia kembali lagi berorientasi kepada” Bekal” perjalannnya untuk mencari kedekatan dengan Allah maka, kembali lagi Allah memberikan
Tuntunan, Contoh, Teladan dengan memposisikan sebagai Manusia (Yesus) untuk
menuntun manusia ke rolle/jalan yang semestinya di tempuh. Inilah kesitimewaan
yang kita terima dari Allah bahwa, kita manusia mendapatkan kemuraah yangbegitu
besar meskipun mestinya kita tidak dapat mendapatkannya. Tetapi kemurahan Allah
membuat segala sesuatunya mungkin.
Ref : TUK Khusus NAC Okt 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar